SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pilkada. (Solopos/Dok)

Pilkada Sukoharjo 2015 dikhawatirkan tidak diselenggarakan sesuai jadwal. Karenanya, koalisi parpol dinilai hanya ingin menyelamatkan pilkada.  

Solopos.com, SUKOHARJO — Partai politik (parpol) di Sukoharjo selain PDIP yang bakal meminang tokoh untuk ikut bertarung dalam kontestasi Pilkada Sukoharjo, yakni Agus Tri Raharjo  dan Haryanto, dinilai hanya untuk menyelamatkan pesta demokrasi lima tahunan itu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Upaya tersebut mau tak mau harus dilakukan supaya pilkada berjalan sesuai jadwal. Hal itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Didik G. Suharto, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (1/7/2015).

Menurut dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS itu, ada beberapa kemungkinan jika nantinya gabungan parpol benar-benar mengusung Agus-Haryanto sebagai calon bupati dan calon wakil bupati.

Kemungkinan pertama, parpol hanya ingin menyelamatkan Pilkada Sukoharjo agar tetap bisa berlangsung sesuai jadwal. Muaranya, supaya Sukoharjo memiliki pemimpin daerah untuk memastikan pembangunan di Kabupaten Jamu tetap bisa berjalan.

Parpol sekaligus tokoh yang diusung merasa perlu menyelamatkan pilkada, karena jika tidak, pilkada bakal ditunda untuk waktu yang belum ditentukan. Hal itu mengingat sampai sekarang baru ada satu pasang tokoh yang telah menyatakan bakal maju, yakni cabup-cawabup dari PDIP, Wardoyo Wijaya-Purwadi. Majunya Wardoyo yang merupakan cabup petahana yang sudah sangat populer tidak dimungkiri membuat parpol dan tokoh lain berpikir ulang untuk mencalonkan diri.

“Kemungkinan lain munculnya nama tokoh lain itu bagian dari skenario politik,” ucap Didik menyoal tentang skenario calon boneka.

Namun, ada kemungkinan pula parpol yang ingin meminang mereka memang benar-benar serius ingin memenangi Pilkada Sukoharjo, 9 Desember 2015. Kemungkinan-kemungkinan tersebut akan terjawab seiring berjalannya waktu. Menurut dia masyarakat akan dapat menilai dari langkah-langkah yang dilakukan parpol dan tokoh yang diusung dalam pilkada mendatang.

Apabila tokoh yang diusung berkapasitas dan memiliki elektabilitas tinggi, akan dapat dibaca bahwa mereka serius dalam mengikuti kontestasi. Namun, jika tokoh yang diusung tak mampu bersaing dengan petahana atau setidaknya mempunyai popularitas tinggi, bakal muncul opini bahwa kehadiran mereka hanya untuk menyelamatkan pilkada atau bagian dari skenario politik (calon boneka).

“Kan bisa dilihat kekuatan riil massa tokoh yang muncul itu bagaimana. Saya kira Pak Haryanto yang sekarang menjadi Wakil Bupati Sukoharjo cukup potensial. Dalam pemberitaan beliau bakal dipinang menjadi cawabup, sedangkan cabupnya Pak Agus. Dari kacamata saya, tokoh yang memiliki popularitas lebih tinggi biasanya dipasang jadi cabup,” imbuh Didik.

Terpisah, cabup dari PDIP yang juga Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, meyakini bakal ada tokoh lain yang potensial untuk melawan dirinya dalam pilkada. Menurut dia parpol lain selain parpolnya akan serius menghadapi pilkada.

“Kalau pilkada sampai ditunda yang rugi masyarakat. Karena kalau tidak ada bupati-wakil bupati akan diisi Plt. [pelaksana tugas]. Tentunya kebijakan yang akan diambil Plt. akan berbeda dengan pemimpin daerah difinitif,” kata Wardoyo beberapa waktu lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya