SOLOPOS.COM - Kusdinar Untung Yuni Sukowati (tengah) menerima rekomendasi dari Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung di DPP Partai Golkar, di Jakarta, Rabu (12/8/2020). (Istimewa/Anton Lami Suhadi)

Solopos.com, SRAGEN — DPP Partai Golkar resmi mengeluarkan rekomendasi untuk pasangan calon bupati-calon wakil bupati, Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Suroto atau Yuni-Suroto, pada Pilkada Sragen 2020, Rabu (12/8/2020).

Rekomendasi Partai Golkar diserahkan kepada Yuni-Suroto di Kantor DPP Partai Golkar di Jakarta, Rabu siang.

Promosi Gelar Festival Ramadan, PT Pegadaian Kanwil Jawa Barat Siapkan Panggung Emas

Rekomendasi diserahkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung didampingi Ketua Pemenangan Pemilu Jawa II DPP Partai Golkar M. Iqbal Wibisono dan Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Tengah Panggah Susanto.

Menyedihkan! Uang Santunan Kematian Suami buat Investasi Semut Rangrang Sragen Tak Kembali

Sekretaris DPD I Partai Golkar Jawa Tengah Juliyatmono dan Plt. Ketua DPD II Partai Golkar Sragen, Anton Lami Suhadi, membenarkan bila rekomendasi DPP untuk pasangan Yuni-Suroto turun, Rabu siang.

Lami sempat mengirimkan foto serah terima rekomendasi itu sebagai bukti rekomendasi sudah diterima Yuni. Sementara Yuni sendiri saat dihubungi juga mengaku menerima rekomendasi itu langsung didampingi Suroto.

Ditentukan Pengurus DPP

Pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, melihat langkah koalisi Partai Golkar yang merapat kepada Yuni-Suroto itu merupakan koalisi prosedural, bukan koalisi substansial.

Dia menjelaskan koalisi prosedural itu koalisi yang ditentukan pengurus di DPP sementara dalam hati kader di bawah sebenarnya tidak mau.

Kompak, Pemilihan 7 Ketua RW di Plumbungan Sragen Digelar Barengan

Sementara koalisi substansi dibangun bersama dari bawah karena kesamaan visi dan misi.

“Karena sifatnya prosedural maka kader yang loyal itu mau serius silakan kalau tidak serius ya tidak masalah. Saya menduga DPP Golkar memilih jalan itu untuk kepentingan jangka panjang sehingga bisa diterima oleh kader di tingkat bawah. Jadi pada pilkada kali ini berteman dulu, kalau mau bertarung mendingan di pilkada berikutnya [2024],” ujar Agus yang juga mantan Ketua KPU Sragen.

Agus menyampaikan dengan masuknya Golkar ke petahana, kemungkinan besar Yuni-Suroto ini tidak ada lawan tandingnya.

Seolah Tidak Berani Melawan

Selama ini kompetisi penantang terhadap pengusungnya Yuni itu dikoordinasi Golkar. Kalau Golkar masuk koalisi besar, Agus menilai kemungkinan besar lawannya Yuni-Suroto itu kotak kosong.

“Saya melihat koalisi di luar koalisi besar pembawa Yuni-Suroto ini seolah tidak berani melawan. Saya melihat gelagat PKS [Partai Keadilan Sejahtera] tidak akan melawan karena berada di zona nyaman dan kalau melawan pun tidak cukup efektif. Sementara di sisi Partai Gerindra tidak ada tokoh kuat yang mampu menggerakkan Gerindra untuk menyolidkan partai baru kemudian mengusulkan calon kepala daerah,” katanya.

Sepak Terjang Sugiyono, Bos Bisnis Investasi Ternak Rangrang Sragen yang Ditangkap Polisi

Agus mengatakan harus ada tokoh kuat dulu untuk menyatukan PKS dan Gerindra. Ketika muncul Sukiman, Agus pun masih sangsi bila PKS dan Gerindra mampu solid dalam koalisi untuk mengusung Sukiman.

“Yang sangat mungkin kalau tidak calon tunggal ya calon lain yang berasal dari petahana sendiri. Hal itu kemungkinan terjadi karena calon tunggal itu berat, yakni harus menang 50% plus satu. Sragen ini unik. Koalisi itu tidak murah dan belum tentu menang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya