SOLOPOS.COM - Ketua KPU Sragen, Ngatmin Abbas (kanan), bersama Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, dan jajaran Forum Pimpinan Daerah (FPD) meluncurkan maskot Pilkada Sragen, di Sragen, Senin (18/5/2015). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Pilkada Sragen, KPU menyatakan kandidat calon yang berduit besar belum tentu menang.

Solopos.com, SRAGEN–Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen menilai kandidat yang berduit belum tentu menang dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2015. Penilaian KPU tersebut didasarkan pada hasil penelitian perilaku pemilih pada pemilu 2014 di 208 desa/kelurahan di Kabupaten Sragen belum lama ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Komisioner KPU Sragen, Dodok Sartono, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (16/11/2015), mengatakan KPU meneliti perilaku pemilih dengan pendekatan survei sejak Juli lalu.
Penelitian kuantitatif tersebut bertema Perilaku Memilih dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 di Kabupaten Sragen.

Survei itu dilakukan dengan menyebar questioner dan observasi dengan pengambil sampel secara proporsional (purposive sampling).
Dodok menjelaskan sampel dipilih dari kelompok pemuda, tokoh masyarakat, dan perangkat desa. Jumlah respodens yang diambil, kata dia, sebanyak 624 orang.

“Kami mengambil kesimpulan berdasarkan hasil survei tersebut. Kami menyimpulkan sebagian besar responden tidak memilih kandidat yang membantu masyarakat secara finansial menjelang dilaksanakannya pemilihan. Kesimpulan itu didasarkan pada 24,84% responden menyatakan sangat tidak setuju dan 49,34% menyatakan tidak setuju,” ujarnya.

Selain itu, Dodok mengatakan sebagian besar responden berpendapat pemilihan kandidat didasarkan pada kontribusinya dalam membantu masyarakat di bidang pembangunan dan pemberdayaan potensi daerah.

Dodok menunjukkan bukti dengan fakta 24,18% responden sangat setuju dan 64,47% responden setuju. “Adanya debat publik sampai putaran kedua beberapa hari lalu itu akan berdampak positif dan berpengaruh dalam perilaku pemilih dalam menentukan pilihan politik,” tambahnya.

Faktor prestasi, kata dia, juga menjadi pertimbangan pemilih dalam menentukan kandidat. Kesimpulan itu didasarkan pada 18,75% responden menyatakan sangat setuju dan 71,71% responden menyatakan setuju.

“Atas dasar beberapa fakta kuantitatif itu maka perilaku pemilih yang rasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya rekam jejak kandidat, isu-isu program kandidat, keyakinan kandidat, dan penolakan kandidat terhadap money politics [politik uang]. Jadi kandidat yang memiliki banyak uang itu belum tentu menang,” katanya.

Dodok berharap hasil survei itu bisa dimanfaatkan para tim kampanye untuk membuat strategi politik. Selain itu, Dodok juga menginginkan hasil survei memberi pemahaman kepada masyarakat tentang perilaku pemilih sekaligus sebagai pendidikan politik kepada masyarakat.
Dia merekomendasi faktor figur berpengaruh pada keputusan politik masyarakat dalam menentukan pilihan politik. “Jadi seorang kandidat harus dan perlu menjaga kepercayaan dan dukungan masyarakat serta menunjukan kualitasnya sebagai seorang pemimpin yang baik,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya