SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembukaan kotak suara untuk rekapitulasi suara (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Pilkada Sragen, ada ratusan kotak suara milik KPU yang raib dibawa pencuri.

Solopos.com, SRAGEN–Setelah kehilangan 9.620 buah bilik suara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga kehilangan kotak suara sebanyak 422 buah. Hilangnya ratusan kotak suara diketahui setelah Sekretariat KPU menginventarisasi ulang barang milik negara tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bilik suara dan kotak suara itu disimpan di gudang KPU lama yang terletak di Kampung Mageru RT 003/RW 004 Kelurahan Sragen Tengah, Sragen. Hilangnya ratusan kota suara itu diungkapkan Sekretaris KPU Sragen Sutrisna saat dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Senin (2/11/2015).

Sutrisna mengetahui hilangnya ratusan kotak suara itu setelah menginventarisasi ulang semua barang milik negara yang menjadi tanggung jawab KPU. Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan Minggu (1/11/2016), jumlah kotak suara hasil pengadaan 2004 dan 2006 itu sebanyak 9.782 buah.
Kotak suara yang tersisa di gudang KPU, kata dia, tinggal 9.360 buah sehingga 422 buah kekurangannya tak diketahui keberadaannya.
Sutrisna menduga hilangnya kotak suara itu bersamaan dengan bilik suara yang tinggal tersisa 334 buah dari total bilik suara 9.954 buah.

Mantan Camat Sragen Kota itu mengisahkan kronologi hilangnya logistik pemilu 2004 itu. Dia mengatakan logistik pemilu berupa surat suara hasil pemilihan gubernur (pilgub) 2013, pemilu legislatif (pileg) 2014, pemilu presiden (pilpres) 2014 disimpan di gudang sewaan di Kelurahan Nglorog, Sragen. Logistik bilik suara dan kotak suara, kata dia, tetap disimpan di gudang KPU lama di Jl. Diponegoro Mageru.

“Karena kontraknya habis, semua logistik di gudang Nglorog dipindahkan ke gudang sewa di Mageru Kidul pada 16-24 Desember 2014. Kemudian, KPU provinsi memerintahkan penghapusan logistik Pilgub 2013 pada 26 September lalu. Nah, untuk kepentingan pilkada [pemilihan kepala daerah], KPU memerintahkan untuk mengecek kesiapan logistik pada Jumat (30/10/2015). Saat pengecekan di gudang KPU lama, ternyata bilik suara hilang,” kisahnya.

Kronologi dan data hasil inventarisasi ulang barang milik negara itu dijadikan dasar untuk melengkapi laporan ke Polres Sragen pada Senin siang. Data-data hasil inventarisasi ulang KPU itu dipadukan dengan hasil olah tempat kejadian perkara. Semua informasi itu menjadi bahan bagi Polres untuk penyelidikian lebih lanjut.

Sutrisna akan kooperatif dan terbuka dengan Polres untuk mencari pelaku pencurian. Dia menyilakan aparat Polres Sragen untuk memeriksa siapa pun anggota staf dan komisioner KPU yang dianggap mengetahui atau terindikasi terlibat dalam perkara itu.

“Saya kira kasus Sragen ini akan menjadi pelajaran bagi KPU lain di Indonesia. Artinya, gudang menjadi kebutuhan vital bagi KPU untuk menyimpan logistik pemilu. Selama ini tidak ada anggaran yang memadai untuk membangun gudang,” katanya.

Sutrisna sudah berkoordinasi dengan KPU Provinsi Jawa Tengah dan KPU pusat terkait perkembangan kasus tersebut. Dia juga berkoordinasi secara lisan dan tertulis dengan KPU Karanganyar untuk meminjam bilik suara sesuai dengan kebutuhan pilkada Sragen.
Kasubag Umum, Keuangan, dan Logistik Sekretariat KPU Sragen, Hermawan Wibisono, membeberkan kebutuhan logistik yang dibutuhkan dalam pilkada Sragen. Kebutuhan logistik itu antara lain bilik suara sebanyak 3.288 buah, kotak suara 1.704 buah, bantalan 3.288 buah, paku 3.288 buah, tinta 3.288 buah dan surat suara sebanyak daftar pemilih tetap (DPT) plus surat suara tambahan 2,5% dari DPT.

Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, mengira KPU sudah memiliki solusi ketika terjadi kehilangan logistik pilkada. Dia berharap KPU bisa meminjam logistik ke KPU kabupaten/kota lain yang tidak mengikuti pilkada serentak.

“Soal pengadaan bilik suara nanti kami pikirkan belakangan setelah pilkada usai. Saya mendengar KPU sudah lapor ke Polres dan KPU pusat,” tuturnya.

Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo akan membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus tersebut.
Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Windoyo, berharap KPU menyampaikan data lengkap apa adanya atas logistik pemilu, baik yang hilang atau yang tersisa. “Kami belum memeriksa saksi-saksi. Kami masih menunggu data dari KPU untuk melengkapi laporan KPU yang dibuat Jumat (30/10/2015) lalu,” ujarnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya