SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan ucapan selamat setelah melantik Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukawati di Gedung Gradika Bhakti Praja kompleks kantor Gubernur Jateng Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Rabu (4/5/2016). (Insetynoto/JIBI/Semarangpos.com)

Pilkada Sragen 2015 tuntas sudah seiring dilantiknya Yuni dan Dedy sebagai bupati dan wakil bupati Sragen 2006-2021 oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Semarangpos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, Rabu (4/5/2016), melantikan Kusdinar Untung Yuni Sukawati dan Dedy Endriyatno sebagai bupati dan wakil bupati Sragen periode 2006-2021. Pelantikan Yuni dan Dedy itu menandai tuntasnya tahapan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2015 di Kabupaten Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan bupati dan wakil bupati yang terpilih dalam Pilkada 2015 di Kabupaten Sragen itu dilakukan Gubernur Ganjar di Gedung Gradika Bhakti Praja, kompleks Kantor Gubernur Jateng, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Dalam kesempatan itu, Gubernur Jateng juga malantik H.M. Natsir dan Joko Sutanto sebagai bupati dan wakil bupati Demak periode 2006-2021. Gubernur mengatakan sejumlah pekerjaan rumah (PR) sudah menanti bupati dan wakil bupati Sragen serta bupati dan wakil bupati Demak yang baru ia lantik.

“Pekerajaan rumah di Sragen dan Demak tidak banyak, tapi banyak sekali,” kata Ganjar dalam sambutannya.

Akibat banyaknya PR itu, canda Gubernur Ganjar, bisa-bisa dalam waktu enam bulan pertama saja bupati Sragen yang terbilang berbadan subur itu menjadi langsing. ”Karena nanti Ibu Bupati [Kusdinar Untung Yuni Sukawati] banyak menghadiri acara, harus ke sana ke mari,” imbuhnya.

Pekerjaan rumah paling besar yang dihadapi Sragen dan Demak, menurut Ganjar adalah masalah kemiskinan, karena kedua daerah tersebut termasuk 15 daerah zone merah miskin di Jateng. Ganjar menyebutkan angka kemiskinan di Sragen mencapai 14,87%, angka itu lebih besar dibandingkan dengan Demak yang 14,60%.

”Jadi Demak dan Sragen bersaing dalam kemiskinan, tapi jangan khawatir temannya banyak,” tandasnya.

Untuk mengatasi kemiskinan tersebut, sambung Ganjar, kepala daerah Sragen dan Demak tidak bisa hanya mengandalkan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), tetapi perlu dukungan semua pihak. Menurutnya, pengusaha, dan badan usaha milik daerah (BUMD) harus mendukung pemkab mengentaskan kemiskinan warga.

”Jangan khawatir ada saya [Gubernur Jateng], akan kita kroyok bareng-bareng menyelesaikan kemiskinan,” imbuhnya.

Selain masalah kemiskinan, imbuh Ganjar, PR lainnya adalah masalah infrastruktur jalan dan reformasi birokrasi. ”Pelayanan birokrasi harus zero pungutan liar [pungli],” pintanya, lebih sebagai instruksi.

Sementara itu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukawati mengatakan untuk mengatasi kemiskinan, ia mengharapkan peran serta semua pihak, terutama para pengusaha di Sragen. ”Pengusaha agar menyalurkan corporate social responsibility [CSR] untuk mengatasi kemiskinan,” ujar dia ditemui Semarangpos.com seusai acara pelantikan.

Meski begitu, Yuni—sapaan bupati pemenang Pilkada 2015 di Sragen—tidak berani memasang target penurunan angka kemiskinan. ”Masih dipelajari dulu masalahnya,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya