SOLOPOS.COM - Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota dari Koalisi Solo Bersama (KSB), Anung Indro Susanto (tiga dari kanan)-Muhammad Fajri (dua dari kanan), dan PDI Perjuangan, F.X. Hadi Rudyatmo (tiga dari kiri)-Achmad Purnomo (dua dari kiri), membawa poster sesuai no. urut hasil undian untuk maju pada Pilkada 2015 di Kantor KPU Kota Solo, Selasa (25/8/2015). Berdasarkan undian tersebut menetapkan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang diusung KSB dengan no urut 1 serta dari PDI Perjuangan pada no urut 2. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Pilkada Solo, PDIP Solo menolak kampanye bersama karena rawan gangguan stabilitas keamanan.

Solopos.com, SOLO–Tim pemenangan pasangan calon PDI Perjuangan (PDIP), F.X. Hadi Rudyatmo-Achmad Purnomo, menolak mengikuti kampanye bersama yang dijadwalkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo 5 Desember mendatang. PDIP beralasan kampanye bersama rawan mengganggu stabilitas keamanan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua tim pemenangan Rudy-Purnomo, Putut Gunawan, saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Rabu (25/11/2015), mengkhawatirkan gangguan keamanan jika pihaknya memaksakan diri mengikuti kampanye bersama. Hal itu mengingat besarnya massa PDIP di Solo.

“Kami khawatir situasi menjadi kurang kondusif jika mayoritas massa PDIP turun ke jalan,” ujarnya.

Sebagai informasi, kampanye bersama atau kampanye damai dirancang di ujung masa kampanye sebelum memasuki hari tenang (6-8 Desember). Putut mengusulkan kampanye bersama tak perlu digelar mengingat ekses keamanan dan politik yang dapat ditimbulkan. Dia menilai massa kedua kubu yang berada dalam satu kegiatan berpotensi menimbulkan kerawanan. “Pendukung akan sulit untuk dikendalikan.”

Sekretaris tim pemenangan Rudy-Purnomo, Teguh Prakosa, juga tak sependapat dengan kampanye bersama. Pihaknya mengaku kesulitan mengawasi satu per satu kader agar tak berbuat ricuh saat kegiatan. Penolakan tersebut sudah disampaikan saat rapat muspida beberapa waktu lalu. “Pasangan kami bisa dirugikan sendiri jika kampanye bersama malah tidak kondusif,” tuturnya.

Teguh menambahkan penyelenggaran kampanye bersama lebih banyak ekses negatif dibanding positifnya. “Apalagi saya dengar aparat pun tak berani menjamin jika kegiatan digelar,” kata dia.

Sementara itu, Ketua tim pemenangan Anung Indro Susanto-M. Fajri (Afi), Sugeng Riyanto, memertanyakan keengganan PDIP mengikuti kampanye bersama. Menurut Sugeng, kegiatan tersebut dapat menjadi momentum untuk menggerakkan warga agar mencoblos pada 9 Desember. Selain itu penyelenggaran kampanye damai yang sukses dapat meningkatkan citra Solo sebagai kota ramah demokrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya