SOLOPOS.COM - Dua Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Solo mengangkat tangan seusai pengundian nomor urut Pilkadfa Solo. (IvanovichAldino/JIBI/Solopos)

Pilkada Solo, panwaslu kesulitan merekrut 1.000 pengawas TPS.

Solopos.com, SOLO–Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Solo dibayangi kesulitan merekrut 1.000 pengawas tempat pemungutan suara (TPS) di Pilkada 2015.  Panwaslu menyebut tidak gampang mencari pengawas TPS yang bebas dari kepentingan politik.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hal itu disampaikan anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Solo, Asmuni. Menurut dia, petugas pengawas TPS wajib tidak berafiliasi dengan partai politik maupun tim sukses salah satu pasangan calon.

Hal itu karena tanggung jawab pengawas TPS lumayan berat yakni menjaga proses pemungutan hingga penghitungan suara berjalan bersih.

“Artinya pengawas TPS harus independen. Dengan jumlah penduduk dan kondisi Solo sekarang, jujur kami agak kesulitan mencari pengawas TPS yang ideal,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (18/10/2015).
Selain independen, Asmuni menyebut pengawas TPS harus siap mental menghadapi intervensi pihak tertentu dalam proses pemungutan suara. Pengawas TPS, imbuhnya, harus memastikan hanya ada kelompok panitia pemungutan suara (KPPS), pemilih dan saksi yang beraktivitas di wilayah TPS.  “Penghitungan suara di tingkat PPK juga mesti dipantau,” papar dia.

Asmuni mengatakan problem perekrutan pengawas TPS ditambah dengan rencana perekrutan KPPS yang berjalan hampir bersamaan. Dia memerkirakan sebagian warga yang diincar menjadi pengawas TPS akan tersedot ke KPPS. Sebagai informasi, setiap TPS membutuhkan sekitar tujuh KPPS.

“Sementara pengawas TPS hanya satu orang. Kami sudah meminta Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) mendata warga yang dapat direkrut menjadi pengawas TPS sejak awal,” kata dia.

Panwaslu mengatakan perekrutan pengawas TPS akan dimulai akhir Oktober. Asmuni siap mengoptimalkan pengawas pemilu lapangan (PPL) jika Panwascam kesulitan mencari pengawas TPS.
“Kalau orangnya minim terpaksa kami menawari PPL agar menjadi pengawas TPS. Paling tidak mereka sudah punya bekal pengawasan pemilu.”

Ketua Panwascam Serengan, Poppy Kusuma, mengatakan wilayahnya butuh 96 petugas untuk menjaga TPS. Poppy mengakui tak mudah mencari pengawas TPS lantaran berbarengan dengan perekrutan KPPS. “Independensi juga menjadi problem tersendiri. Namun kami sudah menyiapkan solusi dengan meminta petugas menandatangani pernyataan tidak berafiliasi politik selama lima tahun terakhir,” jelas dia.

Poppy menambahkan pendaftaran pengawas TPS di Serengan dibuka 26-31 Oktober. Sebelumnya Panwascam akan menyebar informasi perekrutan di kelurahan 23-24 Oktober.

“Seleksi dilakukan dengan tes wawancara, awal November. Kami akan menjaring 192 orang untuk kemudian dipilih menjadi 96 pengawas TPS.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya