SOLOPOS.COM - Ketua DPC PDI Solo Hadi Rudyatmo memberikan pernyataan politik, Jumat (13/3/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Pilkada Solo 2015 kemungkinan besar masih akan diwarnai munculnya FX Hadi Rudyatmo sebagai calon wali kota.

Solopos.com, SOLO — Partai politik (parpol) anggota Koalisi Solo Bersama (KSB) atau koalisi besar menyiapkan strategi ganda untuk menghadapi kekuatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang kembali dipimpin F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy). Strategi ganda tersebut dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan calon wali kota (cawali) Rudy atau Achmad Purnomo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Solo, Umar Hasyim, Jumat (20/3/2015), memprediksi Rudy memimpin DPC PDIP Solo lagi. Prediksi Umar itu diperkuat ketika mendengar konferensi cabang (konfercab) diadakan di Solo, bukan di Semarang. Dia berpendapat penilaian DPP PDIP tidak berlebihan ketika mempertahankan Rudy.

Umar Hasyim mengatakan dengan terpilihnya Rudy sebagai Ketua DPC PDIP Solo tentu ada perubahan strategi yang disiapkan partai anggota koalisi besar dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Umar berujar persoalan pilkada lebih pada ketokohan atau figur.

“Bagi koalisi besar tidak terlalu risau dengan terpilihnya Rudy sebagai Ketua DPC PDIP Solo atau jadi cawali. Prediksinya, cawali PDIP hanya dua, yakni Rudy atau Achmad Purnomo. Kami sudah menyiapkan skenario tersendiri untuk menghadapi dua kemungkinan itu,” kata dia.

Sekretaris DPC Partai Demokrat Solo, Supriyanto, sempat membuka pintu untuk Rudy yang mengancam menolak dicalonkan jadi cawali. Langkah itu, kata Supriyanto, hanya sebagai strategi untuk mengukur loyalitas Rudy. Dia sudah mengetahui Rudy bakal bertahan sebagai ketua DPC PDIP karena tidak ada saingan sepadan. “Pak Rudy masih menjadi figur sentral di PDIP. Perubahan peta politik pilkada pasti ada,” tambah dia.

Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo, Sugeng Riyanto, justru menyambut baik terpilihnya Rudy sebagai ketua DPC. Sugeng mengibaratkan pilkada seperti pertandingan sepak bola. Sugeng senang bila ada sparing partner yang kuat.

“Dalam politik itu seperti bola yang bulat. Ketika berada di posisi puncak, saya kira belum memungkinkan juga untuk menang. Saya rasa koalisi tetap eksis. Prinsipnya kami harus siap dengan perencanaan A, B, dan C. Penentuan strategi itu tergantung dinamika,” tutur dia.

Sugeng mengatakan semua kelemahan dalam strategi akan disampaikan dalam forum. Dalam forum itu, kata dia, strategi pilkada akan ditentukan secara kontekstual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya