SOLOPOS.COM - Para pimpinan parpol anggota KSB (baris kanan) berdialog dengan tiga cawawali dalam proses fit and proper test di Kantor DPD PKS Solo yang dijadikan Sekretariat KSB, Sabtu (27/6/2015). (JIBI/Solopos/Tri Rahayu)

Pilkada Solo 2015 diibaratkan seperti pertarungan antara gajah melawan kancil.

Solopos.com, SOLO—Tiga calon wakil wali kota (cawawali) mengikuti fit and proper test yang digelar pimpinan Koalisi Solo Bersama (KSB) di DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo, Sabtu (27/6/2015). Fit and proper test tersebut menjadi langkah awal KSB untuk menyiapkan pasangan calon tandingan untuk calon petahana dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pertarungan PDIP dan KSB itu dianalogikan calon wali kota (cawali) Anung Indro Susanto sebagai pertarungan gajah melawan kancil. “Nah, kancil ini mau apa untuk menghadapi gajah itu. Apa diam saja? Ya bisa dilihat nanti. Semua strategi pemenangan untuk mengimbangi PDIP tentu akan diurai dalam forum fit and proper test itu,” imbuh Anung saat ditemui wartawan sebelum tes dimulai.

Uji kelayakan dan kepatutan tersebut dilakukan oleh pimpinan enam partai politik (parpol) anggota KSB. Mereka terdiri atas Ketua DPD PKS Solo, Sugeng Riyanto; Ketua DPD II Partai Golkar Solo, Atiek Wahyuningsih; Ketua DPD Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Solo, Arif Sahudi; Sekretaris DPC Partai Demokrat Solo, Supriyanto; Sekretaris DPC Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Solo, N.R. Kurnia Sari; dan perwakilan DPD Partai Amanat Nasional (PAN), Agus Setiawan. Calon wali kota (cawali) KSB, Anung Indro Susanto, juga hadir dalam kesempatan itu.

Tes itu diawali dengan penandatanganan surat pernyataan sikap cawawali untuk menerima apa pun hasil proses mekanisme penentuan cawawali pendamping Anung. Surat pernyataan itu ditandatangai tiga cawawali, yakni Muhammad Taufiq, Umar Hasyim, dan Muhammad Fajri. Mereka duduk berjajar dan berhadap-hadapan dengan para pimpinan parpol anggota KSB.

“Para cawawali harus siap menerima apa pun keputusan KSB terkait hasil fit and proper test. Masing-masing kandidat memiliki potensi yang luar biasa dan bisa menjadi kekuatan KSB untuk perubahan di Solo. Cawawali yang tidak terpilih tetap menjadi bagian dari keluarga besar KSB dan siap terlibat dalam program pemenangan pilkada [pemilihan kepala daerah] ke depan,” kata Ketua 1 KSB, Sugeng Riyanto, saat ditemui wartawan, Sabtu siang.

Fit and proper test dilakukan pimpinan KSB dalam ruang tertutup. Satu per satu cawawali dipanggil masuk ke ruang tersebut. Ketua DPD PAN Solo, Umar Hasyim, mendapat kesempatan pertama dalam uji kelayakan dan kepatutan itu. Umar ditanya terkait tiga hal, yakni berkaitan dengan basis massa, kesiapan dalam survei, dan persiapan logistik untuk pemenangan pilkada. Umar mengikuti mekanisme itu selama 30 menit.

“Ya hanya normatif saja. Pertanyaan terkait punya basis massa atau tidak. Ya, sebagai ketua partai jelas punya. Kemudian masalah kesiapan survei juga ditanyakan. Kalau saya survei biar berjalan aami tidak perlu ada rekayasa,” kata Umar saat ditemui solopos.com setelah keluar ruangan.

Cawali yang juga kader PKS, Muhammad Fajri, mendapat giliran kedua. Fajri masuk ruangan setelah Umar keluar, yakni sekitar pukul 14.39 WIB. Waktu yang diberikan kepada Fajri lebih lama daripada waktu untuk Umar Hasyim karena lebih dari satu jam. Lamanya waktu tersebut dikritik oleh cawali lain, Muhammad Taufiq, yang masuk ruangan tes paling akhir, yakni pukul 15.45 WIB.

Pertanyaan yang diajukan pimpinan KSB kepada Fajri sama dengan Umar, yakni menyangkut basis massa, elektabilitas, dan kontribusi logistik dalam pemenangan. “Ya, soal basis massa saya jawab ada 35 elemen masyarakat yang mendukung dengan struktur organisasi dan anggota yang lengkap. Kemudian ihwal elektabilitas, suara saya saat Pileg [pemilu legislatif] 2014, saya dapat 19.000 suara. Kalau mengenai kesanggupan partisipasi logistik ya saya menyesuaikan perencanaan cawali dan KSB. Artinya berapa pun kebutuhan logistik yang dibutuhkan saya siap,” ujar Fajri saat ditemui solopos.com, Sabtu sore.

Waktu yang dibutuhkan Muhammad Taufiq pun lebih lama dari Umar Hasyim, yakni hampir satu jam. Pertanyaan yang diajukan kepada Taufiq, sapaan akrabnya, juga sama dengan cawawali lainnya.

“Saya sudah buat stiker untuk menjaring pemilih baru. Saya juga jadi pengacara pihak-pihak berkonflik dengan kompensasi dukungan ke saya. Soal aset juga ditanya dan saya jawab saya punya rumah banyak, punya apartemen di Bali dan Bekasi. Kesiapan dana saya siap, tetapi saya tidak ingin main-main,” tutur dia.

Sementara, Anung meninggalkan ruang tes di sela-sela proses fit and proper test cawawali Muhammad Taufiq. Anung izin menghadiri kegiatan pembukaan turnamen sepak bola di Lapangan Karangasem. “Fit and proper test itu merupakan penjajakan untuk mengoptimalkan potensi tiga cawawali. Siapa yang potensial, ya itu yang digali. Pertanyaannya, ya seputar pandangan mereka terhadap pemenangan calon dan kontribusi logistik, termasuk menghadapi calon petahana,” tutur Anung.

Hasil fit and proper test tersebut akan diumumkan berbarengan dengan hasil survei yang ditargetkan rampung minimal sepekan mendatang. Hal itu disampaikan pimpinan KSB kepada para cawawali di akhir fit and proper test.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya