SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencermatan data pemilih (JIBI/Solopos/Dok)

Pilkada Solo 2015 sampai pada tahapan pemutakhiran data pemilih di lapangan.

Solopos.com, SOLO – Panitia pengawas kecamatan (Panwascam) Laweyan Solo menemukan data pemilih bermasalah dalam pemutakhiran data pemilih.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Data bermasalah itu mulai dari daftar pemilih meninggal dunia masih tercatat, hingga pemilih baru yang belum masuk di Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Ketua Panwascam Laweyan, Sri Hartono, mengatakan setelah menerima salinan daftar potensial pemilu (DP4) dari Komisi Pemiihan Umum (KPU), langsung melakukan pengujian sampel DP4 di 11 kelurahan yang ada di Laweyan. Setiap kelurahan diambil lima sampel DP4 di tempat pemungutan suara (TPS).

“Kami mengambil sampel DP4 itu dan hasilnya masih ditemukan daftar pemilih yang bermasalah,” ujar Sri saat dihubungi , Minggu (2/8/2015).

Dia mencontohkan DP4 yang bermasalah itu yakni penduduk meninggal dunia masih terdata, pemilih berusia 17 tahun atau sudah menikah tidak terdata, pemilih yang sudah pindah domisili masih terdata hingga pensiunan PNS dan TNI belum diubah statusnya menjadi warga sipil.

Temuan itu hampir terjadi di setiap TPS yang telah diambil sampelnya. “DP4 yang telah diberikan kepada Panwascam itu adalah data salinan dari hasil Pileg [Pemilu legislatif] 2014 lalu,” kata dia.

Dia mengatakan masih banyaknya data pemilih yang bermasalah, KPU harus kerja keras mencocokkan dan meneliti (coklit) ke lapangan dengan cara mendatangi rumah-rumah. Data hasil coklit itu akan diselaraskan dengan data daftar pemilih tetap (DPT) Pileg 2014.

“DPT Pileg 2014 di Laweyan sekitar 88.000 orang. Sementara TPS tahun ini bertambah satu menjadi 87 dibandingkan Pileg tahun lalu,” kata dia.

Dia mengakui tidak ada kendala dalam pengawasan pilkada tahun ini. Dia hanya menyayangkan mepetnya waktu dalam pemuktahiran data pemilih pilkada tahun ini.

Sementara itu, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Serengan, Agus Sadso, mengatakan ada kendala dalam melakukan coklit di antaranya banyaknya anggota petugas pemuktahiran data pemilih (PPDP) wajah baru membuat koordinasi kurang lancar.

Selain itu, bimbingan teknis (bintek) yang dipusatkan di tingkat kota dinilai kurang efektif. “Sebanyak 80% anggota PPL Serengan adalah wajah baru. Kondisi itu sedikit memengaruhui kinerja dalam melakukan coklit,” kata dia.

Dia mangaku sampai sekarang coklit baru selesai sebanyak 50%. Sementara jumlah DPT Serengan di Pileg kemarin sekitar 40.000 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya