SOLOPOS.COM - Umar Hasyim (Foto: Dokumentasi)

Pilkada Solo 2015 Koalisi Solo Bersama (KSB) menyiapkan cawali dan cawawali.

Solopos.com, SOLO—Koalisi Solo Bersama (KSB) meminta Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Solo Umar Hasyim segera menyampaikan pernyataan sikap secara tertulis untuk terus maju atau mundur sebagai calon wakil wali kota (cawawali), Sabtu (11/7/2015). KSB secepatnya mencari figur pengganti bila Umar bersikukuh mundur dari cawawali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Permintaan KSB itu disampaikan secara langsung dalam pertemuan antara Umar Hasyim dan para pimpinan KSB di sebuah rumah makan di Solo, Jumat (10/7/2015) malam. Ketua 1 KSB, Sugeng Riyanto, saat ditemui solopos.com di kediamannya, Sabtu siang, mengatakan Umar meminta masukan kepada KSB tentang adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam pertemuan tersebut. Dia menyatakan posisi Umar masih dilematis antara memilih mundur dari legislator atau mundur dari cawawali KSB.

Sugeng menjelaskan sebenarnya Umar tidak ingin mengecewakan KSB karena proses penetapan cawawali cukup panjang dengan dinamika yang pelik bahkan sampai tarik ulur kepentingan dan seterusnya. Namun di sisi lain, kata Sugeng, keluarga keberatan bila Umar harus mundur dari DPRD, apalagi posisi Umar kini sebagai Wakil Ketua DPRD Solo.

“Jadi posisi Pak Umar itu antara keluarga atau KSB. Kami menganalisis kalau Pak Umar tetap maju tanpa dukungan keluarga berarti tidak bisa all out karena ada ganjalan besar. Hal itu akan berpengaruh pada pemenangan pilkada [pemilihan kepala daerah]. Untuk itu kami meminta Pak Umar agar menyampaikan sikapnya secara tertulis ke KSB hari ini [kemarin],” kata Sugeng.

Sikap Umar tersebut akan dijadikan bahan bagi KSB untuk menggelar rapat pleno dalam waktu dekat. Sugeng meminta garansi kepada Umar agar struktur PAN tetap solid ada di KSB. Garansi tersebut, sambung dia, harus tertuang dalam pernyataan sikap tersebut.

“Nah, pleno nanti akan membahas skema politik apa yang dilakukan KSB selanjutnya. Tentu kami akan undang cawali [calon wali kota] KSB dalam pleno itu nanti. Dua cawawali lain, Muhammad Fajri dan Muhammad Taufiq tidak bisa diandalkan lagi karena belum tentu mau,” kata dia.

Sementara itu, Umar Hasyim mengaku masih berkonsultasi dengan pimpinan DPD PAN Solo sebelum mengambil sikap tertulis yang akan dilayangkan ke KSB. Umar mengamini bila anak dan istrinya keberatan bila harus mundur dari DPRD. “Saya masih diskusi dengan pimpinan DPD PAN untuk menyiapkan pernyataan sikap ke KSB. Ya, memang KSB meminta saya untuk menyampaikan sikap secara tertulis hari ini [kemarin] sebagai respons atas putusan MK,” ujar Umar.

Terpisah, cawali KSB Anung Indro Susanto saat ditemui solopos.com di rumahnya, konsekuensi logis atas munculnya putusan MK itu kembali pada pribadi Umar Hasyim. Anung sudah mendengar adanya kemungkinan terburuk Umar akan mundur dari cawawali KSB.

“Ya, kami harus repot lagi. KSB dan saya harus seting ulang. Belum tahu nanti mekanisme seperti apa. Yang jelas pasti ada pertemuan dulu dengan KSB. Pak Fajri mau atau tidak saya tidak tahu. Ya, kami ada figur alternatif sebagai pengganti Pak Umar,” tambah dia.

Dalam waktu yang semakin mepet, Anung berharap KSB bergerak cepat untuk menemukan figur penganti. Figur pengganti itu, kata dia, harus tetap memenuhi tiga parameter yang ditentukan KSB, yakni basis massa dukungan, elektabilitas, dan persiapan logistik. “Kami harus mengenali figur itu tidak asal comot. Kami yakin kalau figur cawawali jelas, KSB tetap solid,” tambah dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya