SOLOPOS.COM - Ilustrasi internet (Dok/JIBI)

Pilkada Solo 2015 diramaikan dengan perebutan dukungan melalui dunia maya.

Solopos.com, SOLO — Perebutan dukungan dua pasangan calon kepala daerah (cakada) dalam Pilkada Kota Solo 2015 merambah dunia maya dua bulan terakhir. Namun sejumlah pengamat menyebut pertarungan di dunia maya bakal kalah seru dibandingkan perebutan dukungan di kewilayahan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pengamat media sosial dan Internet, Blontank Poer, menilai netizen (pengguna Internet) dan pengguna media sosial yang tinggal di Kota Bengawan cenderung tidak tertarik dengan isu politik lokal.

“Respons pengguna Internet lokal terhadap isu politik tidak signifikan. Landai saja. Mereka lebih cenderung peduli atau bereaksi dengan isu yang berhubungan dengan orang banyak,” katanya ketika ditemui di Rumah Blogger Indonesia, Senin (10/8/2015) malam.

Pengelola akun Twitter Tentang Solo ini memproyeksikan pertarungan dua kubu bakal calon kepala daerah Kota Solo di dunia maya bakal adem ayem dan minim gesekan.

“Enggak bakal ada friksi dari dua kubu. Masyarakat [nonpartisan] cenderung tidak doyan isu pilkada di media sosial. Enggak ada semacam twitwar atau perang komentar di Facebook yang masif seperti di Pilpres lalu,” bebernya.

Senada dengan Blontank, pakar komunikasi politik Widodo Muktiyo berpendapat perang komentar di media sosial bakal minim.

“Pilkada itu wilayahnya sempit. Untuk mengangkat isu ini viral cukup sulit. Saya pikir nantinya akan adem ayem. Tidak ada gegap gempita pilkada di dunia maya,” ujarnya saat ditemui di Kampus UNS, Jumat (7/8/2015) sore.

Sementara itu, pengamat hukum dan politik Aidul Fitriciada Azhari mengamati pergerakan arus informasi dari aktivitas dua bakal calon Wali Kota di dunia maya tidak terlalu mencolok seperti halnya pada Pilpres 2014 lalu.

“Saya tidak mendapatkan banyak obrolan soal dua pasangan calon Wali Kota Solo di media sosial. Saya kira orang Solo sendiri tidak terlalu membincangkan pilkada di media sosial,” jelasnya ketika ditemui di Pose In Hotel Solo, Rabu.

Menurut akademisi dari UMS tersebut, peran tim sukses dua kubu pasangan calon di dunia maya tidak terlalu signifikan menggalang dukungan.

“Pada akhirnya simpatisan yang banyak bergerak di dunia maya, lewat pesan berantai di Whatsapp, BBM, atau merespons Facebook atau Twitter. Peran tim sukses tidak signifikan. Namun saya kira pergerakan simpatisan di dunia maya tidak akan seheboh di Pilpres lalu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya