SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Antara)

Pilkada Sleman menjadi salah satu materi pelajaran dalam mata pelajaran PKn

Harianjogja.com, SLEMAN-Dalam rangka mencapai target partisipasi pemilih Pilkada sebesar 85%, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman berupaya meningkatkan keterlibatan dengan menjaring partisipasi pelaku pendidikan. Salah satu cara yang telah dilakukan adalah dengan sosialisasi terhadap para guru dan siswa di tingkat SMA dan sederajat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sosialisasi yang dilaksanakan di ruang Sekretariat Daerah (Setda) Sleman itu pada Rabu (12/8/2015) itu mengundang para guru mata pelajaran Kewarganegaan (PKn) dan pengurus Organisasi Sekolah Intra Sekolah (OSIS) di Sleman.

Dalam pidato pembukaan, Kepala KPU Sleman Ahmad Shidqi mengatakan, guru PKn dinilai bertanggung jawab menyampaikan esensi dalam tata negara, termasuk dalam hal pemilihan umum (pemilu). Materi yang disampaikan pada siswa diharapkan bermuatan materi pemilu kepala daerah di Sleman yang dilaksanakan Desember mendatang.

“Sementara pengurus OSIS kami undang agar mau menularkan informasi ini ke sekolah. Bisa melalui kegiatan OSIS, mading [majalah dinding], dan upacara,” kata Shidqi, Rabu.

Menurutnya, partisipasi politik para siswa yang merupakan pemilih pemula perlu ditingkatkan. Pasalnya, ada tiga kecamatan di Kabupaten Sleman yang tingkat partisipasi pemilihnya rendah. Di antaranya Depok, Mlati, dan Ngaglik. Namun dari ketiganya, tingkat partisipasi yang paling rendah adalah Depok.

Berkaca pada pemilihan kepala desa (Pilkades) Minggu (9/8/2015) lalu, tingkat partisipasi pemilih di Desa Condongcatur Depok hanya 61,54% dan Desa Maguwoharjo 64,94%. Padahal desa lainnya seperti di Tempel rata-rata berada di atas 80%.

Hal ini sangat disayangkan mengingat jumlah penduduk di Depok menempati urutan tertinggi di antara 16 kecamatan lainnya. Harapannya dengan meningkatkan kesadaran siswa untuk berpartisipasi memilih, target partisipasi Pilkada 2015 sebesar 85% dapat tercapai.

Guru PKn SMA Kolese De Britto Filipus Dimas Darumurti mengatakan, siswa sudah biasa dengan pemilihan umum di tingkat sekolah. Seperti dengan pemilihan ketua OSIS yang menurutnya menjadi bukti partisipasi siswa untuk menentukan  pemimpin.

“Lha pemilihannya itu bisa di buat model pemilu. Ada KPU, ada bawaslu, lalu calonnya juga kampanye. Di situ bisa diajarkan tentang kesadaran pemilu,” kata Dimaa di sela-sela soaialisasi.

Cara lainnya bisa dikakukan dengan menyampaikan pentingnya partisipasi pemilu melalui mata pelajaran. Seperti mata pelajaran budaya dan politik atau bisa juga melalui artikel yang dipajang di mading sekolah.

Dalam sosialisasi yang dihadiri para komisioner KPU Sleman itu, para siswa yang hadir melakukan deklarasi pemilih pemula dalam mensukseskan Pilkada 2015. Komitmen itu juga dibuktikan dengan tanda tangan yang dibubuhkan di atas banner.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya