Pilkada Salatiga akan diwarnai debat terbuka antara kedua pasangan calon (paslon) peserta pemilu itu.
Semarangpos.com, SALATIGA — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Salatiga masih merahasiakan nama moderator dalam Debat Publik/Terbuka Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Salatiga 2017.
Ketua KPU Salatiga, Putnawati, memang tak menyebutkan secara jelas alasannya merahasiakan nama moderator debat terbuka pada Pilkada Salatiga yang digelar di Hotel Laras Asri, Sabtu (11/2/2017). Namun, ada kemungkinan hal itu dilakukan guna mengindari intervensi dari sejumlah pihak kepada moderator itu sebelum debat dimulai.
“Nanti, nama moderatornya masih kami rahasiakan. Tapi, pastinya dia seorang pakar politik dan juga akademisi di salah satu perguruan tinggi,” ujar Putnawati saat dijumpai Semarangpos.com di Kantor KPU Salatiga, Kamis (9/1/2017).
Putnawati menambahkan moderator nanti akan bertugas mengawal debat antara kedua paslon, yakni Yuliyanto-Muh Haris (Yaris) dan Agus Rudianto-Dance Iskak Palit (Rudal).
Ia tidak diizinkan untuk memberikan tanggapan atas visi dan misi yang dibeberkan para paslon. Meski demikian, ia berhak menyanggah jika ada salah satu paslon yang mempertanyakan tentang kehidupan pribadi lawannya.
“Dalam debat ini paslon hanya boleh menanyakan atau menyanggah program yang diajukan lawannya. Jika ada yang menyinggung tentang kehidupan pribadi lawannya tidak diperbolehkan,” beber perempu yang akrab disapa Puput itu.
Selain masih merahasiakan nama sosok yang menjadi moderator, dalam debat nanti KPU Salatiga juga akan bersikap tegas terhadap para simpatisan dari masing-masing paslon. Para simpatin yang sengaj membikin gaduh akan langsung diusir keluar ruangan tanpa pengecualian.
“Tiap paslon kami izinkan membawa maksimal 50 simpatisan. Tapi, para simpatisan ini dilarang gaduh selama acara debat terbuka. Kalau ngeyel ya akan kami minta petugas keamanan dari Polres mengusir keluar,” imbuh Puput.
Selain dilarang gaduh, selama pelaksanaan debat terbuka Pilkada Salatiga 2017 itu para simpatisan juga dilarang meneriakan yel-yel bagi paslonnya. Mereka juga dilarang membawa atribut pasangannya maupun partai politik pendukung.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya