SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemberian suara pemilihan umum (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Pertemuan tersebut memang dirancang sebagai ajang perkenalan kedua calon tersebut.

Harianjogja.com, BANTUL-Pasangan calon bupati dan wakil bupati Kulonprogo, Zuhadmono Ashari dan Bray Iriani Pramasturi bertemu dengan sejumlah kyai sesepuh di Pondok Pesantren Al Maunah di Bojong, Panjatan pada Kamis(13/10) sore. Pertemuan ini dimaksudkan sebagai sosialisasi dan permintaan dukungan untuk bertarung dalam pilkada 2017.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Ketua DPW PKB DIY, Agus Sulityono mengatakan bahwa pertemuan tersebut memang dirancang sebagai ajang perkenalan kedua calon tersebut. “Memang sengaja kita kumpulkan para kyai sepuh,”jelasnya di lokasi acara.

Mendatang, pasangan ini juga akan diajak berkenalan dengan seluruh tokoh masyarakat dan keagamaan di 88 desa dan 12 kecamatan di Kulonprogo. Hal ini dilakukan karena memang masih ada sejumlah tokoh agama yang belum mengenal profil kedua calon ini secara mendalam.

Namun, Agus meyakinkan bahwa sudah ada kesepakatan dari Nadhiyin untuk mendukung pasangan penantang petahana ini. Kegiatan silaturahmi ini juga diharapkan bisa menggalang dukungan untuk pasangan ini baik dari kalangan santri maupun tokoh masyaraat lainnya.

Sementara itu, calon wakil bupati Kulonprogo, BRAy Iriani Pramastuti menyampaikan keinginannya untuk didukung oleh kalangan kyai. “Tutur, wuwur, dan semburnya sangat kami nantikan,”jelasnya. Ia mengatakan beragam dukungan terkait ilmu, nasihat, hingga arahan akan disambut dengan baik.

Menurutnya, masukan tersebut akan menjadi salah satu kontribusi kyai untuk pembangunan Kulonprogo. Dalam kesempatan tersebut, hadir pula hadir kyai Khoirudin dari Samigaluh, Kyai Dainuri Noor dari Kalibawang, Kyai Muhsinin dari Temon, Kyai Marzuki dari Kokap, dan juga Fatchudin dari Kokap.

Sebelumnya, calon bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo juga menghadiri rencana pembangunan panti jompo, Temon Wetan, Temon. Selain menyerahkan bantuan kepada 300 anak yatim piatu dan dhuafa, ia juga menyatakan niatnya untuk mengawal perkembangan pembangunan pondok pesantren bagi lansia.

Menurutnya, Kulonprogo masih kurang memiliki fasilitas sosial bagi para lanjut usia. Padahal, warga Kulonprogo sendiri memiliki harapan hidup yang cukup tinggi hingga 75,12 tahun. Karena itu, keberadaan panti jompo bisa menampung lansia yang kerabatnya merantau ke luar daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya