SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani, berbincang dengan Patmo, sesepuh Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Rabu (1/1/2020). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Ketua DPC PDIP Klaten, Sri Mulyani, menilai Partai Golkar Klaten tak konsisten menjaga kesepakatan koalisi dengan PDIP di Pilkada Klaten 2020.

Sri Mulyani mengaku tak menyangka DPD II Partai Golkar Klaten bakal berkhianat dengan menganulir secara sepihak komitmen berkoalisi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu diungkapkan Sri Mulyani saat ditemui wartawan di sela-sela Pengambilan Sumpah/Janji dan Pelantikan Anggota PPK di Hotel Tjokro Klaten, Sabtu (29/2/2020).

Meski ditinggalkan Partai Golkar, calon bupati (cabup) dari PDIP itu tetap optimistis bakal memenangi Pilkada Klaten 2020.

SMA di Semarang Bikin Perusahaan Siswa demi Cetak Pengusaha Muda

“Ya tidak apa-apa. Kami pun tak pernah diajak berkomunikasi oleh Partai Golkar terlebih dahulu. Di sana [Golkar], pasangannya [cabup-cawabup] sudah jelas belum? Kalau di PDIP sudah jelas. Rekomendasi DPP PDIP, yakni Sri Mulyani-Aris Prabowo. Pilih yang jelas-jelas saja,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengaku tak mengetahui alasan DPD II Partai Golkar Klaten tak konsisten memegang kesepakatan bersama DPC PDIP Klaten.

Sri Mulyani hanya menerka sikap Partai Golkar berawal dari kekecewaan lantaran kadernya tak memperoleh rekomendasi sebagai cawabup dari DPP PDIP.

Pada September 2019 lalu, lanjut Sri Mulyani, Partai Golkar menyatakan akan mengusung siapa pun yang akan memperoleh rekomendasi dari DPP PDIP.

Sikap itu disampaikan meski DPD II Partai Golkar KLaten mendaftarkan ketuanya, Yoga Hardaya, sebagai cawabup di PDIP.

Semburan Lumpur 40 Meter Muncul di Grobogan, Mirip Lapindo?

"Itu memang pilihan. Kalau pilihannya mengkhianati saya, ya monggo saja. Kalau saya ini orang Jawa. Selalu berpegang teguh pada komitmen dan perjanjian,” kata perempuan yang masih menjabat Bupati Klaten tersebut.

Sri Mulyani mengaku siap bertarung di Pilkada 2020. Dia tak terlalu memusingkan berapa pun pasangan calon (paslon) yang akan menjadi lawannya di Pilkada nanti.

"Berapa pun yang akan maju, saya tetap optimistis. Mau, satu paslon, dua paslon, atau tiga paslon, mari bertarung dan bersaing dengan sehat,” katanya.

Dia pun mengajak semua pihak memberikan pendidikan politik yang baik kepada warga Klaten. "PDIP Klaten baik-baik saja. Banteng-banteng ini saat memperoleh instruksi akan tegak lurus. Ini kan kandangnya banteng," imbuh dia.

Malam Minggu, 40 Rumah di Weru Sukoharjo Kebanjiran

Sebelumnya, setelah calonnya dipastikan tidak mendapat rekomendasi dari DPP PDIP, DPD II Partai Golkar Klaten memutuskan membatalkan koalisi dengan PDIP.

Partai Golkar kemudian sepakat membangun koalisi dengan DPC Partai Demokrat Klaten. Gabungan dari dua parpol itu memiliki 10 kursi di DPRD Klaten dan bisa mengusung pasangan calon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya