Pilkada Jogja untuk jumlah golput diperkirakan tinggi.
Harianjogja.com, JOGJA — Penyelenggara pemilihan walikota dan wakil walikota (Pilwalkot) 2017 mendatang perlu bekerja keras untuk mengantisipasi tingginya potensi angka pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya alias golongan putih (Golput), terutama golput karena kesadaran pribadi.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Tingginya prediksi golput di pilwalkot ini diungkapkan oleh Dosen Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Lukas Ispandriarno, seusai menjadi pengarah diskusi bersama pasangan calon walikota dan wakil walikota Jogja, di kampus UAJY, Jalan Babarsari, Caturtunggal, Depok, Sleman, Rabu (30/11/2016).
Hadir dalam diskusi tersebut pasangan calon nomor urut satu Imam Priyono-Achmad Fadli dan Calon Wakil Walikota Nomor Urut Dua Heroe Poerwadi. Mereka menanggapi hasil survei yang dilakukan mahasiswa UAJY.
“Faktor golput karena warga Kota Jogja ingin jogja baru, tapi enggak menemukan, dari sosok dan kebijakan enggak ada. Lima tahun ke depan khawatir enggak ada yang baru, yang ada justru khawatir Jogja lebih buruk,” kata Lukas.
Lukas mengatakan analisinya tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan mahasiswanya pada periode 21 Oktober-2 November dengan sasaran masyarakat umum dan pemilih pemula yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Kota Jogja.
Menurutnya, banyak warga yang apatis karena pesimis kedua pasangan calon walikota dan wakil walikota mampu membawa Jogja ke arah yang lebih baik.
“Yang membuat warga khawatir Jogja soyo loyo,” ucap Lukas.