SOLOPOS.COM - Ilustrasi pegawai negeri sipil (PNS). (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Pilkada Jogja diwarnai pelaporan dugaan pelanggaran netralitas ASN

Harianjogja.com, JOGJA-Relawan Imam Priyono-Acmad Fadli melaporkan enam orang staf protokoler dan humas Pemerintah Kota Jogja ke Panitia Pengawas (Panwas) Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja. Keenam orang yang dilaporkan itu foto bersama dengan mengenakan kaos bertuliskan Haryadi Suyuti-Heroe Poerwadi.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

“Bagi kami ini bentuk pelanggaran kode etik kepegawaian menggunakan seragam nomor 2 dan mengacungkan jari dua,” kata Relawan Imam-Fadli, Chaniago Iseda, saat melapor di Panwas Kota Jogja, Senin (27/2/2017) siang.

Ekspedisi Mudik 2024

Chaniago mengaku memperoleh foto itu dari seorang saksi Imam-Fadli. Menurutnya, foto itu diambil di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu (25/2/2017) pekan lalu. Ia tidak tahu pasti maksud dari foto bersama dengan seragam paslon nomor 2. Dari ekspresi dalam foto itu, ia menduga sedang merakayakan kemenangan.

Padahal, kata dia, sampai kemarin belum ada keputusan tetap pemenang pilwalkot karena tim Imam-Fadli masih mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Menurutnya, tindakan protokol dan humas pemkot itu sudah tidak menghormati tahapan pilwalkot.

Pihaknya juga akan melaporkan hal yang sama ke Penjabat Wali Kota Jogja, Sulistiyo dan Inspektorat Kota Jogja, dan kepolisian. “Aturan soal ASN sangat jelas dan tegas, saya serahkan ke penegak hukum untuk memprosesnya,” ujar Chaniago.

Dalam foto yang ditujukan Chaniago, terlihat enam pegawai Pemkot Jogja tengah duduk santai di depan sebuah rumah, beberapa di antaranya mengacungkan jari dua.

Mereka yang ada dalam foto tersebut adalah Kepala Sub Bagian Sekretaris Pribadi Walikota Jogja Edy Sugiarto (PNS); Sespri, Dwi Wahyu (PNS), Sespri, Eko Baskoro (PNS), Trian dan Hanang keduanya tenaga teknis Humas Pemkot; dan sopir Wali Kota Jogja, Sigit Aji (Tenaga Pembantu).

Edy Sugiarto saat dimintai konfirmasi terkait foto tersebut membenarkan. Ia mengatakan foto itu diambil Sabtu pekan lalu atau setelah proses pilwalkot selesai dalam acara touring ke Ambarawa. Alasan menggunakan kaos itu karena biar seragam. “Kami nyari kaos yang sama,” katanya.

Ia juga menyatakan foto itu sebagai konsumsi pribadi dan hanya tersebar di grup internal sespri. Edy tidak tahu foto itu bisa tersebar ke luar grup media sosial. Ia mengaku tidak ada niatan untuk mengkampanyekan salah satu paslon. Namun demikian, pihaknya siap dimintai keterangan oleh Panwas dan Inspektorat.

Anggota Panwas Kota Jogja, Divisi Penindakan Pelanggaran Pilkeska Hiranurvika menyatakan lembaganya belum bisa menyimpulkan dari laporan tersebut karena butuh proses. Pihaknya masih akan mengkaji dan mendalaminya.

“Tahap selanjutnya kami akan panggil terlapor untuk dimintai klarifikasi,” kata Pilkeska. Menurut dia bukti foto dan keteranga pelapor masih perlu diklarifikasi dengan sejumlah pihak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya