Jelang Pilkada Jakarta, salah satu politikus Golkar meninggalkan Ahok. Salah satu alasannya, PDIP dinilai merendahkan Golkar.
Solopos.com, JAKARTA — Ketua Departemen bidang Energi dan Energi Terbarukan DPP Partai Golkar Dedy Ariato memutuskan untuk menarik dukungannya kepada pasangan calon petahana di Pilkada Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot).
Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024
Keputusan tersebut merupakan keputusan pribadi terlepas dari partainya yang menyatakan akan menjadi pendukung setia Ahok-Djarot.
Selain karena kontroversi sikap Ahok yang menyebut kitab suci, Dedy juga mengungkapkan bahwa keputusannya itu juga karena merasa tersinggung atas perlakuan PDIP terhadap partainya.
“Keberadaan partai Golkar sebagai pendukung Ahok-Djarot juga kurang mendapat perlakuan yang baik,” ungkapnya kepada Bisnis/JIBI, Senin (10/10/2016). Baca juga: Satu Per Satu Kader Golkar Tinggalkan Ahok.
Tak hanya itu, dalam proses penyusunan timses, Dedy mengungkapkan bahwa pernyataan PDIP juga selalu merendahkan marwah Partai Golkar. “PDIP itu partai pengusung, yang lain itu hanya pendukung. Kalau Golkar mau tarik dukungan silakan karena kursi PDIP sudah cukup,” ujar Dedy saat menyebutkan salah satu pernyataan PDIP yang menyinggung Golkar.
Sebelumnya, Dedy mengaku tak masalah dengan segala konsekuensi yang diberikan oleh partainya seperti pencabutan jabatannya di DPP atau bahkan dipecat dari partai.
“Saya siap mendapat sanksi apapun,” ujar Dedy saat dimintai konfirmasi oleh Bisnis/JIBI, Senin (10/10/2016). Sebelum Dedy, salah satu politikus Golkar yakni Ahmad Doli Kurnia juga meminta agar partai berlambang beringin itu mencabut dukungannya kepada pasangan Ahok-Djarot. Baca juga: Diperingatkan MUI, Ahok Minta Maaf Soal Surat Al Maidah 51.