SOLOPOS.COM - Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak)

Pilkada Jakarta kian ketat. Survei Polltracking menyebut efek kejut Agus-Sylviana berakhir dan kini digeser Anies-Sandiaga.

Solopos.com, JAKARTA — Efek kejut yang mendorong meningkatnya popularitas pasangan calon gubernur dan wakilnya Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylviana) telah berakhir sehingga menjelang dua pekan sebelum pemilihan, elektabilitas pasangan nomor urut pertama itu anjlok 4,50%.

Promosi Apresiasi dan Berdayakan AgenBRILink, BRI Bagikan Hadiah Mobil serta Emas

Hal itu terungkap dalam hasil survei Poltracking Indonesia yang digelar 24-29 Januari 2017 dengan marjin eror sebesar +/-3,46% dan tingkat kepercayaan 95%. Dalam survei terhadap 800 responden tersebut, elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandiaga) unggul dengan dukungan 31,50%, disusul Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) 30,13%.

Agus-Sylviana didukung 24,75% responden dan yang belum menentukan pilihan sekitar 12,62%. “Elektabilitas pasangan Anies-Sandi dan Ahok-Djarot berada dalam rentang marjin eror,” ucap Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda, Rabu (1/2/2017).

Tren elektabilitas Anies-Sandiaga mengalami kenaikan 2,87%, yakni dari 28,63% pada survei 9-12 Januari 2017 menjadi 31,50% pada 24-29 Januari 2017. Ahok-Djarot juga meningkat 1,25% dari 28,88% menjadi 30,13%. Sebaliknya, pasangan Agus-Sylviana turun cukup signifikan 4,50% dari 30,25% menjadi 25,75%.

Menurut Hanta Yuda, penurunan elektabilitas kandidat nomor urut 1 karena efek kejut mereka telah berakhir. Efek kejut yang muncul kala Agus diumumkan sebagai calon gubernur memang mendorong meningkatnya keterkenalan pasangan tersebut.

“Saat ini publik Jakarta yang mayoritas didominasi oleh para pemilih rasional yakni 40% lebih memilih untuk melihat hal-hal lain seperti program kerja dan visi-misi. Selain itu, ada kasus-kasus kontemporer yang merundung calon wakilnya juga turut memengaruhi serta yang cukup penting juga adalah performa debat,” lanjutnya.

Hanta mengungkapkan bahwa jika dilihat dari tren elektabilitas tersebut, maka kemungkinan besar Pilkada Jakarta akan berlangsung dalam dua putaran. Pasalnya, belum ada satupun pasangan calon yang berpotensi meraih dukungan melampaui 50% sebagaimana yang disyaratkan.

Dalam simulasi dua pasangan seandainya terjadi dua putaran, pasangan Ahok-Djarot bakal kalah jika bertarung dengan Agus-Sylvi maupun Anies-Sandiaga. Sementara jika Anies bertarung dengan Agus, maka Anieslah yang akan keluar sebagai pemenang.

“Itulah hasil survei kami. Meski demikian, perkembangan di Jakarta ini sangat dinamis sehingga dalam survei berikutnya bisa saja hasilnya akan berbeda,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya