SOLOPOS.COM - Basuk Tjahaja Purnama (Ahok) saat berdialog dengan warga di Kepulauan Seribu, 27 September 2016 lalu. (Istimewa/Youtube)

Setelah pernyataan Ahok menyebut Al Maidah 51, Golkar mengaku sudah meminta Ahok lebih santun.

Solopos.com, JAKARTA — Partai Golkar dan partai pendukung calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dilaporkan telah memperbaiki gaya komunikasi petahana tersebut yang selama ini kerap mengeluarkan kata-kata kontroversial. Bukan meninggalkan Ahok, Golkar menyatakan sudah punya resep menetralisir kontroversi Ahok.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto mengatakan bahwa langkah memperbaiki gaya komunikasi itu merupakan salah satu bagian dari strategi untuk meningkatkan kembali elektabilitas Ahok. Namun, Setya Novanto enggan mengungkapkan strategi apa saja yang akan digunakan agar tidak bocor ke lawan selain soal komunikasi itu.

Partai Golkar juga mengaku tak khawatir dengan elektabilitas Ahok yang disebut cenderung menurun berdasarkan sejumlah hasil survei.
Dia mengakui, gaya komunikasi Ahok yang kurang santun menjadi salah satu faktor menurunnya elektabilitas Ahok.

“Saudara Ahok sudah mulai membiasakan untuk bisa bicara lebih halus. Akan lebih kondusif suasananya. Komunikasinya makin baik,” kata Novanto dalam rilis kepada pers di Jakarta, Minggu (9/10/2016). Baca juga: Pengunggah Video “Ahok Sebut Surat Al Maidah 51” Dipolisikan, Ini Klarifikasinya.

Novanto menambahkan, elektabilitas Ahok juga turun karena saat ini sudah muncul dua pasangan pesaingnya, yakni pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Secara otomatis, suara warga DKI Jakarta kini terpecah.

Kendati demikian, Novanto tetap meyakini Ahok yang berpasangan dengan Djarot tetap bisa memenangkan kontestasi. Apalagi berdasarkan hasil survei, elektabilitas Ahok-Djarot masih tetap teratas.

Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) terus menegaskan bahwa Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) akan kalah dalam Pilkada Jakarta 2017. Setelah menyebut Ahok potensial kalah, LSI kembali membeberkan Ahok akan kalah dalam pertarungan head to head dengan sejumlah alasan. Baca juga: 4 Alasan LSI “Pastikan” Ahok Kalah di Putaran Kedua.

LSI menyebut sentimen agama menjadi salah satu alasannya. Pasangan Anies-Sandiaga dan Agus-Sylviana diklaim unggul di kalangan pemilih muslim dengan basis pemilih muslim mencapai lebih dari 90%. “Pemilih yang tidak mengingikan non-muslim menjadi gubernur angkanya naik dari 40% pada Maret 2016 menjadi 55% pada Oktober 2016.”

Alasan lainnya adalah meningkatnya sentimen anti-Ahok. Menurut survei LSI pada Maret 2016, pemilih yang tidak setuju dengan kebijakan dan kepribadian Ahok hanya 25%, namun naik menjadi 38,6% pada Oktober 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya