SOLOPOS.COM - Menteri Agama Lukman Hakim (tengah). (Kemenag.go.id)

Pilkada Jakarta berlangsung panas. Menteri Agama mengimbau tidak ada yang memakai agama untuk mengadu domba.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Agama meminta masyarakat tidak menggunakan agama sebagai sarana untuk memecah belah persatuan, dan merusak kebersamaan yang selama ini terbangun di Indonesia.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan penyelenggaraan pilkada memang berpotensi menimbulkan friksi di masyarakat karena perbedaan pandangan dan pendapat. Agama seharusnya menjadi salah satu faktor positif yang dapat menjaga kebersamaan saat perbedaan itu muncul.

“Agama harus digunakan untuk hal-hal positif, menciptakan kerukunan, dan merawat perdamaian. Agama harus digunakan untuk menumbuhkan kesadaran untuk menjaga persaudaraan, serta perdamaian,” katanya, Jumat (14/10/2016).

Lukman menuturkan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, serta tim suksesnya harus memberikan kontribusi positif dalam upaya menjaga kerukunan hidup antarumat beragama.

“Kami berharap pasangan calon kepala daerah, tim sukses, dan pengguna media sosial lebih bijak dalam mempromosikan pasangan yang didukungnya. Untuk mengatakan saya paling bersih, tidak boleh dengan mengatakan pasangan calon kepala daerah yang lain kotor dan lebih rendah,” ujarnya.

Dia pun menegaskan kepada seluruh pihak tidak menggunakan agama untuk hal negatif dan menjatuhkan lawan dalam penyelenggaraan pilkada. Kementerian Agama juga akan terus memantau pelaksanaan pilkada serentak, agar tidak ada penyalahgunaan agama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya