SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (kiri) mengenakan jaket merah disaksikan Djarot Saiful Hidayat (kanan) saat pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jakarta 2017 di Kantor KPUD DKI Jakarta, Jakarta, Rabu (21/9/2016).(JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Status Ahok sebagai tersangka disebut LSI menurunkan elektabilitasnya menjelang Pilkada Jakarta.

Solopos.com, JAKARTA — Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA merilis hasil survei terbaru mereka pascameletupnya kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sebelum menjadi Ahok jadi tersangka, LSI mencatat elektabilitasnya turun 6,8%. Namun status tersangka itu membuat elektabilitasnya hanya 10-11%.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Berdasarkan survei yang dilakukan pada 31 Oktober-5 November 2016 di Jakarta itu, elektabilitas Ahok hanya 24,6% atau terendah dibandingkan serangkaian hasil survei sebelumnya. LSI menyebut sebelumnya elektabilitas Ahok sudah berada di bawah 30% pada survei Oktober.

“Turun 24.5% jika dibanding survei Juli 2016 [49,1%]. Dan elektabilitas Ahok turun 34,7% jika dibanding survei Maret 2016 [59.3%]. Kasus dugaan penistaan agama [kasus Al Maidah) adalah salah satu faktor utama turunnya suara Ahok di November 2016,” tulis Denny JA yang dipublikasikan di inspirasi.co, Jumat (18/11/2016).

Kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan pascapenyebutan Surat Al Maidah 51, menurut Denny, adalah faktor utama turunnya suara Ahok pada November 2016. Namun setelah Ahok menjadi tersangka, dukungan untuk Ahok hanya mencapai 10,6%.

LSI menyebut ada 40% dari 24,6% pendukung Ahok-Djarot yang masih bertahan sehingga tinggal 10,6%. Sedangkan, 60% pendukung lama meninggalkan Ahok. “Saat survei dilakukan memang Ahok belum menyandang status tersangka, namun responden telah ditanya perihal dukungan bila Ahok menjadi tersangka kasus dugaan penistaan agama.”

Sebaliknya, elektabilitas pasangan lainnya dalam survei ini, yaitu Anies-Sandi dan Agus-Sylviana, naik karena mendapatkan limpahan suara dari pendukung Ahok-Djarot. Elektabilitas Anies-Sandiaga naik dari 20% (sebelum Ahok Tersangka) menjadi 31,9% (dengan pertanyaan terbuka) dan 31,1% (dengan pertanyaan tertutup) jika Ahok tersangka.

Elektabilitas Agus-Sylvi juga naik. Jika sebelumnya hanya sebesar 20,9% (sebelum Ahok tersangka), elektabilitas mereka kini menjadi 30,9% (pertanyaan terbuka) dan 32,30% (pertanyaan tertutup) jika Ahok tersangka. Baca juga: Analisis Pakar: Status Tersangka Untungkan Ahok.

“Dengan keadaan seperti ini, Ahok-Djarot berpotensi tersingkir bahkan di pemilihan putaran pertama. Ahok-Djarot di nomor buncit diantara dua pasangan lainnya, dengan selisih tertinggal sekitar 20 persen.”

Survei dilakukan pada tanggal 31 Oktober- 5 November 2016 di Jakarta. Survei dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling dan margin of error +/- 4.8%. LSI menyebut survei ini dibiayai dengan dana sendiri. Survei dilengkapi dengan kualitatif riset (FDG/focus group discussion, media analisis, dan indepth interview).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya