SOLOPOS.COM - Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra (kiri) dan Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik (kanan) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Jakarta, Sabtu (19/3/2016). Pertemuan tersebut membahas soal penjajakan kerjasama menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017. (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

PDIP telah menentukan jalur sendiri dalam Pilkada Jakarta. Koalisi Kekeluargaan pun merapat di Cikeas.

Solopos.com, JAKARTA — Partai Gerindra yang menjadi salah satu kekuatan penantang calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak kaget dengan dukungan PDIP. Malam ini, seluruh kekuatan Koalisi Kekeluargaan merapat di rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik mengaku tidak kaget dengan keputusan PDIP untuk mengusung petahana. “Kita enggak kagetlah. Bukan sesuatu yang mengherankan dan sudah kita prediksi. Malam ini kita rapat, Koalisi Kekeluargaan melepas satu keluarga,” ujar Taufik, Rabu (21/9/2016).

Dia mengatakan dengan keputusan mengusung Ahok, maka PDIP resmi bukan bagian dari Koalisi Kekeluargaan lagi. Namun, dia berharap hubungan partai Koalisi Kekeluargaan dengan partai banteng tetap terjalin dengan baik meski nantinya akan berkompetisi dalam Pilkada Jakarta 2017.

“PDIP kita lepas secara baik. Kita tetap mesti baik walau kita akan bertanding. Sekarang kami fokus mencari sosok yang tepat untuk berpasangan dengan Sandiaga Uno,” imbuhnya.

Sementara itu, politikus Fraksi PKS Suhaimi menyatakan bahwa partainya masih menunggu keputusan dari DPP PKS mengenai sejumlah nama yang kemungkinan akan diusung. Dirinya mengakui memang pembahasan yang dilalui cukup alot menentukan siapa yang bakal jadi penantang petahana.

“Kan semua ada dinamika. Mudah-mudahan tiga hari ini saya sudah dengar dari tingkat DPP, ada beberapa yang diusung. Itu semua kan perlu dikomunikasikan, formula seperti apakah untuk menang lawan petahana. Agak alot pembicaraannya,” ujarnya.

Pihaknya mengakui bahwa sebenarnya PKS menginginkan koalisi terbangun antara PKS-Gerindra karena jumlah kursi mencukupi. Sementara itu, rencana berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dinilai cukup riskan karena secara administrasi tengah terjadi kisruh kepemimpinan.

“Kalau itu enggak selesai, enggak bisa calonin. Tapi, jika dengan catatan urusan adminstrasinya selesai, baru bisa. Setahu saya belum selesai,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya