SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (kiri) mengenakan jaket merah disaksikan Djarot Saiful Hidayat (kanan) saat pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jakarta 2017 di Kantor KPUD DKI Jakarta, Jakarta, Rabu (21/9/2016).(JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

“Komandan” pengadang kampanye Djarot Saiful Hidayat menjadi tersangka.

Solopos.com, JAKARTA — Polisi telah menetapkan seorang berinisial NS, yang disebut sebagai komandan dalam aksi penghadangan kampanye calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Kembangan Utara, Jakarta Barat, sebagai tersangka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menyebutkan penetapan NS sebagai tersangka dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta.

“Sudah tersangka. Memang kalau sudah proses di Bawaslu, kita anggap sudah masuk proses penyidikan dan kalau sudah masuk ke polisi sudah tidak ada celah lagi. Bukti permulaan yang cukup yang diangggap Bawaslu sehingga kita tinggal lakukan penyidikan,” jelas Awi, Selasa (22/11/2016).

Seperti diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian memiliki waktu 14 hari hingga kasus ini dilimpahkan ke kejaksaan atau P21 terhiting sejak pelimpahan kasus dari Bawaslu ke kepolisian oada Jumat (18/11/2016) lalu. “Ini berproses dan akan secepatnya, karena waktu kami juga terbatas. Penyidik melakukan langkah cepat untuk tersangka sendiri. Proses ini jalan terus, penyidikan jalan terus sesuai target waktu 14 hari harus P-21,” katanya.

Informasi yang beredar menyebutkan NS adalah komandan pelaku pengadangan kampanye Djarot Saiful Hidayat di Kembangan Utara dan bukan warga setempat. Namun, ketika ditanyai lebih lanjut terkait identitas NS, Awi menolak menjelaskan. “Nanti kalau sudah diperiksa baru akan dikasih tahu. Kita tunggu penyidik,” ujarnya.

Cawagub DKI Jakarta dari pasangan nomor 2, Djarot Saiful Hidayat, sebelumnya juga telah diperiksa penyidik Polda Metro Jaya pada Senin (21/11/2016) lalu. Dalam pemeriksaan tersebut Djarot diperlihatkan sesorang yang mengaku sebagai komandan dalam penghadangan.

“Jadi ditunjukkan apa ini orangnya [komandan dalam penghadangan], saya katakan betul. Ketika saya katakan [pada saat penghadangan] mana komandannya, mana komandannya, keluarlah orang itu,” ungkap Djarot di Mapolda Metro Jaya, Senin.

Djarot mengaku dirinya sama sekali tidak mengenal orang tersebut juga dengan sekelompok orang yang berteriak menghadangnya dalam agenda kampanye di Kembangan. Ketika ditanya pendapatnya terkait kemungkinan terorganisirnya penghadangan tersebut, Djarot tidak secara pasti menyebutkan.

“Kalau terorganisir sebenarnya tergantung penyidik. Kalau tidak terorganisir kan susah ya, karena sekelompok orang itu ternyata mengikuti Saya ketika kami berdialog dan silaturahmi ke Pak Haji Saman [tokoh Betawi]. Mereka masih mengikuti dan mengadang sekitar 20 meter dari Pak Haji Saman dan teriak-teriak di sana. Saya masih berdialog dengan warga dan pak Haji Saman,” jelasnya.

Djarot menambahkan bahwa dalam kampanye blusukannya, pihak warga yang diajak berdialog tidak menolak. Dia menyebutkan bahwa warga senang dan menerima kehadiran dia dan timnya. “Malah kita bisa berdialog dengan nyaman,” kata Djarot.

Namun, tambahnya, saat mereka berpindah ke tempat lain, sekelompok orang datang. Pihaknya menduga bahwa separuh dari orang-orang di kelompok tersebut bukanlah warga setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya