SOLOPOS.COM - Setya Novanto (tengah) kedapatan tertidur saat sesi mengheningkan cipta di pembukaan Munaslub Golkar di Bali. (Youtube.com)

Dukungan kubu Golkar terhadap Ahok di Pilkada Jakarta 2017 mulai rapuh. Setya Novanto mengaku tak ada masalah.

Solopos.com, JAKARTA — Satu persatu kader Partai Golkar memilih untuk menarik dukungannya dari pasangan calon petahana. Kendati, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengaku tak masalah jika kadernya menarik dukungan dari pasangan calon petahana itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tidak ada masalah,” ujar Novanto, Senin (10/10/2016). Novanto memandang, meski banyak kadernya yang menarik dukungannya dari pasangan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), hal itu tak akan memberi pengaruh terhadap suara Golkar.

Pernyataan Novanto tersebut menanggapi keputusan Ketua Departemen bidang Energi dan Energi Terbarukan DPP Partai Golkar Dedy Ariato menarik dukungannya kepada Ahok-Djarot. Adanya perbedaan keyakinan menjadi alasan utama dirinya menarik dukungan dari pasangan calon petahanaitu.

Dengan keputusannya itu, Dedy mengaku tak masalah dengan segala konsekuensi yang diberikan oleh partainya seperti pencabutan jabatannya di DPP atau bahkan dipecat dari partai. “Saya siap mendapat sanksi apapun,” ujar Dedy kepada Bisnis/JIBI, Senin (10/10/2016).

Selain karena alasan agama, Dedy juga mengungkapkan bahwa keputusannya itu juga dilandasi rasa tersinggung atas perlakuan partai pengusung terhadap partainya. “Keberadaan partai Golkar sebagai pendukung Ahok-Djarot juga kurang mendapat perlakuan yang baik,” ungkapnya. Baca juga: Tinggalkan Ahok, Politikus Golkar Sebut PDIP Rendahkan Golkar.

Tak hanya itu, terkait proses penyusunan timses, Dedy mengungkapkan bahwa statement PDI Perjuangan selalu merendahkan marwah Partai Golkar. “PDIP itu partai pengusung, yang lain itu hanya pendukung, kalau Golkar mau tarik dukungan silahkan karena kursi PDI Perjuangan sudah cukup,” ujar Dedy saat menirukans alah satu pernyataan politikus PDIP yang menyinggung Golkar.

Sementara itu, terkait dengan siapa yang akan didukung di Pilkada Jakarta, Dedy mengaku belum menentukan calon yang akan dia dukung.
“Saya masih belum memberikan dukungan kepada kandidat yang lain,” lanjutnya.

Menurutnya, kedua pasangan calon tersebut cukup layak untuk menduduki kursi pemimpin DKI Jakarta. “Agus-Sylviana, Agus tentara pasti punya sikap tegas, Sylviana birokrat di DKI. Anies-Sandi, Anies mantan menteri, Sandi pengusaha yang rajin berorganisasi,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya