SOLOPOS.COM - Sejumlah orang yang mengaku eks teman Ahok (detikcom)

Pilkada DKI semakin panas. Kini sejumlah orang mengaku eks teman Ahok mengaku dibayar saat mengumpulkan KTP.

Solopos.com, JAKARTA – Di saat Teman Ahok merayakan terkumpulnya satu juta KTP dukungan, ada sejumlah eks relawan Teman Ahok yang membuka ‘rahasia’ di balik pengumpulan KTP. Ada apa sebenarnya?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah eks relawan Teman Ahok menggelar konferensi pers di Kafe 2 Nyonya, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016). Mereka mengungkap bagaimana teknis pengumpulan KTP dukungan Ahok yang kini diklaim tembus 1 juta itu. Mereka menyebut ada sejumlah manipulasi dalam pengumpulan KTP.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tidak sesuai fakta karena mereka banyak melakukan manipulasi terhadap 1 juta KTP,” kata salah satu eks pengurus Teman Ahok yang mengenakan baju Teman Ahok, Paulus Romindo, yang dulunya adalah penanggung jawab di daerah Kamal, Jakarta Utara.

“Di depan kita ada teman-teman yang berangkat dari bulan Juni 2015 sampai 2016 sebagai pengumpul KTP. Bagaimana mendapatkan KTP tersebut dan bagaimana memanipulasi KTP tersebut,” imbuhnya seperti dilansir detikcom.

Dia juga mengungkap bahwa Teman Ahok bukanlah relawan. Mereka juga digaji mingguan dan ditarget mengumpulkan KTP. Selain itu pengurus Teman Ahok di tingkatan tertentu juga mendapatkan fasilitas seperti laptop dan handphone.

Mereka kemudian mengungkap alasan mereka membuka rahasia itu. “Karena kita tergerak, karena kita cinta sama Pak Ahok,” kata Paulus.

“Kami mau sampaikan secara terbuka apa yang kami kerjakan dan apa yang kami terima dari Teman Ahok,” imbuhnya.
Mereka punya alasan khusus kenapa akhirnya buka-bukaan. Rupanya mereka menilai Teman Ahok tidak demokratis dan tidak transparan dalam mengelola keuangan.

“Kami tidak pernah diberi tahu dari mana uang didapatkan dan berapa jumlahnya. Teman Ahok menyampaikan beberapa hal yang tidak sesuai fakta dan bagi kami itu kebohongan pada banyak orang. Kami takut tersangkut perkara korupsi dengan ramainya berita indikasi soal aliran dana pengembang. Hati nurani kami memaksa untuk secara terbuka menyampaikan kesaksian ini sebagai wujud permintaan maaf kepada masyarakat,” kata Paulus.

Lalu apakah ada pihak lain di belakang mereka? Mereka membantah dan menegaskan kegiatan hari ini dibiayai patungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya