SOLOPOS.COM - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan sambutan pada acara ramah tamah Kongres IV PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach, Rabu (8/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Pilkada Jakarta membuat internal PDIP panas. Bambang DH dicopot dari jabatan Plt Ketua DPD PDIP DKI Jakarta dan disinyalir untuk muluskan Ahok-Djarot.

Solopos.com, JAKARTA — Dinamika politik di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kian panas setelah Plt Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Bambang DH, dicopot dari jabatannya oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Pencopotan itu dinilai oleh sebagian kalangan bukan tanpa sebab. Pasalnya, dalam berbagai kesempatan, Bambang DH sering menyuarakan penolakan terhadap petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Padahal, hingga kini PDIP belum menentukan pilihan terkait jagoan yang akan diusung untuk memimpin Jakarta. Sejak awal, Megawati meminta kader untuk lebih fokus untuk menyukseskan para calon kepala daerah di luar Jakarta.

Sejauh ini, memang cukup banyak kader PDIP di tingkat bawah di Ibu Kota yang masih tidak menginginkan Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Bahkan penolakan itu sangat jelas terlihat di sejumlah media sosial, termasuk Youtube.

Pengamat kebijakan publik Budgeting Metropolitan Watch (BMW) Amir Hamzah menilai pencopotan Bambang DH dari kursi nomor satu PDIP DKI bukan tanpa sebab. Keputusan frontal tersebut, ujarnya, diambil pimpinan partai lantaran selama ini Bambang kerap bersuara lantang menolak Ahok.

Amir yakin lengsernya Bambang DH akan bermuara pada upaya pimpinan partai untuk memuluskan keinginan segelintir elite PDIP yang menginginkan duet Ahok-Djarot Saiful Hidayat kembali diusung PDIP pada Pikada 2017. “Ini [pencopotan Bambang] jelas demi memberikan karpet merah untuk Ahok-Djarot,” kata Amir.

Akan tetapi, politikus PDIP di Senayan menyuarakan suara yang berbeda. Meski arus bawah tidak menginginkan Ahok kembali memimpin Jakarta, Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu menegaskan bahwa pencopotan Bambang bukan karena menolak dukungan terhadap Ahok.

“Tidak ada hubungannya dengan itu. Pak Bambang itu kan Plt. Plt itu kan tugas sementara. Dalam Pilkada ini perlu dipimpin orang yang definitif, maka diangkat lah Pak Adi Wijaya,” ujarnya merujuk pada pengganti Bambang, Selasa (30/8/2016).

Lebih lanjut Masinton mengatakan Bambang kembali ke posisi sebagai Ketua DPP Bidang Pemilu karena menghadapi pilkada di berbagai daerah. Namun, Masinton mengaku bahwa mayoritas kader di tingkat akar rumput menolak Ahok karena banyak sebab. “Selain pertama tidak konsisten, kedua, kebijakannya tidak pro rakyat, yang ketiga mendiskriminasi PDIP itu yang membuat kader di bawah marah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya