SOLOPOS.COM - Amien Rais (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Jelang Pilkada Jakarta, isu penistaan agama masih membelit Ahok. Amien Rais mengultimatum Jokowi agar tidak coba-coba melindungi Ahok.

Solopos.com, JAKARTA — Ribuan orang dari berbagai ormas Islam seperti dari Front Pembela Islam (FPI), GMJ, Kobar, FORKABI, Akbar, dan Forum Umat Islam, berunjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta mendesak aparat agar menghukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Di tengah massa, muncullah politikus senior pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, menyebut nama Presiden.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Meski sudah meminta maaf secara terbuka, Ahok tetap diprotes karena pernyatannya soal Surat Al Maidah ayat 51 yang dinilai menistakan agama. Di tengah kerumunan demonstran itulah Amien Rais naik podium dan memberikan pernyataan.

“Presiden [Jokowi] jangan coba-coba lindungi Ahok. Kalau Presiden coba-coba lindungi Ahok, kami bukan hanya demo di Balai Kota, tapi kita siap menduduki DPR dan Istana,” ujarnya di atas mobil podium, Jumat (14/10/2016).

Aksi unjuk rasa itu sendiri masih berlangsung di depan Balai Kota Jakarta. Demo itu sempat membuat polisi terpaksa menutup Jl. Medan Merdeka Timur guna mengantisipasi kemacetan. Dalam orasinya, Amien meminta aparat penegak hukum agar segera memproses Ahok soal pernyataannya di Kepulauan Seribu, 27 September 2016 lalu.

“Aparat penegak hukum, Ahok harus segera diproses hukum,” kata Amien dalam orasinya, di depan Kantor Bareskrim Mabes Polri, Jumat (14/10/2016). Baca juga: Ribuan Massa Teriakkan “Tangkap Ahok”.

Selain meneriakkan yel yel anti terhadap Ahok, mereka juga membawa bendera dari beberapa ormas Islam seperti GMJ, Kobar, FORKABI, Akbar, Forum Umat Islam, dan FPI. Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono menyebutkan kekuatan massa diprediksi akan mencapai 5.000 orang. “Memang ini terkait kasus dugaan penistaan agama Gubernur DKI beberapa waktu lalu,” ujar Awi.

Kamis (13/10/2016) lalu, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU) Rumadi Ahmad mengingatkan warga agar mewaspadai skenario adu domba menjelang Pilkada Jakarta. Dalam keterangan tertulisnya, Rumadi menegaskan bahwa ada kelompok yang sengaja memanfaatkan pernyataan Ahok di Kepulauan Seribu yang memicu kontroversi untuk tujuan di luar pilkada.

Sebenarnya, kata Rumadi, situasi pascakontroversi pernyataan Ahok mengenai Surat Al-Maidah 51 sudah mulai mereda setelah Ahok minta maaf secara terbuka atas ucapannya yang dianggap menyinggung umat Islam. Tokoh-tokoh agama ternama juga menanggapi positif permintaan maaf itu dan menjadikan situasi yang semua penuh ketegangan mulai mereda. Baca juga: Ahok Minta Maaf Soal Surat Al Maidah 51.

Tapi, belakangan situasi kembali memanas, terutama setelah MUI mengeluarkan pernyataan sikap yang pada intinya menyatakan Ahok telah melakukan penistaan agama. Situasi tambah semakin memanas karena sebuah stasiun TV swasta menggelar acara dialog secara live kurang lebih 4 jam, dengan tema Setelah Ahok Minta Maaf. Baca juga: >Tak Cuma Tentang “Surat Al Maidah 51”, Ini Isi Peringatan MUI Kepada Ahok.

Selain itu, muncul berita bahwa pada Jumat ini akan ada aksi besar yang dimulai dari Masjid Istiqlal, dengan tema Tangkap Ahok Penista Agama. Situasi ini menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran sehingga Gereja Katedral yang letaknya di sebelah Masjid Istiqlal membuat imbauan khusus kepada jemaatnya agar tidak mendekat ke kawasan Katedral jika tidak ada keperluan mendesak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya