SOLOPOS.COM - Wali Kota Surabaya yang juga kader PDI Perjuangan Tri Rismaharini menyampaikan kuliah umum di hadapan para calon kepala daerah saat pembukaan Sekolah Partai bagi Calon Kepala Daerah PDI Perjuangan di Wisma Kinasih, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Selasa (21/7/2015). Dalam kuliah umumnya itu, Tri Rismaharini menyampaikan pengalamannya selama menjadi kepala daerah dalam memajukan Kota Surabaya. (JIBI/Solopos/Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Pilkada Jakarta terus menyebut nama Risma. Ahok pun kembali menyinggung namanya.

Solopos.com, JAKARTA — PDIP belum juga menentukan keputusan tentang siapa yang bakal diusung dalam Pilkada Jakarta 2017. Calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai sikap PDIP ini membuat peluang partai Banteng mendukungnya masih terbuka.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

“PDIP kan pemain injury time. Kapan Ibu Mega putusin saya. Dulu [saat Pilkada Jakarta 2013] semua enggak pernah berpikir saya mendampingi Pak Jokowi jadi gubernur. Tapi jam 1-2, Pak Tjahjo [Kumolo] waktu itu bilang [ke Ahok], Bu Mega bilang kamu yang mendampingi Pak Jokowi,” kata Ahok membandingkan keputusan Megawati saat itu.

Pada 2013, Ahok maju dipasangkan dengan Joko Widodo sebagai calon dari koalisi PDIP-Gerindra. Ahok saat itu diajukan oleh Partai Gerindra, bahkan sebelum PDIP memutuskan mengusung Jokowi sebagai calon gubernur. Karena itu, menurut Ahok, belum ada keputusan PDIP sebelum diketok oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Apalagi batas akhir pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur masih panjang, yaitu sebulan lagi. “Kan masih 19 September, ini masih belum 17 Agustus,” katanya di Balai Kota Jakarta, Kamis (11/8/2016), seperti ditayangkan sejumlah TV nasional.

Sementara itu, Tri Rismaharini, Kamis pagi mengakui telah bertemu dengan seseorang pada Rabu (10/8/2016) malam, namun dia membantah orang itu bukan Megawati Soekarnoputri. Risma pun mengakui dirinya masih ingin berada di Surabaya. Namun dia mengatakan keputusan bukan di tangannya.

“Tapi kan ga bisa ya, aku ga bisa ngatur,” ujar Risma Kamis pagi seperti ditayangkan Metro TV.

“Cuma kalau ditanya jujur, aku pengin tetap di Surabaya. Bagaimana pun aku sudah janji. Yang kedua, warga Surabaya belum sebelumnya sejahtera. Aku pribadi penginnya di sini.”

Ahok pun kembali menyinggung soal Risma. Dia mengatakan seharusnya ada perbandingan antarcalon terhadap objek yang setara, misalnya Surabaya dibandingkan dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan saja, bukan Provinsi DKI Jakarta.

“Misalnya Jakarta bagaimana ini, Jakarta beda banget sama Surabaya, Surabaya trotoarnya sudah rapi, Jakarta kok belum? Nah itu yang sehat [pembandingan antarkandidat Pilkada Jakarta]. Kita akan jelaskan kepada masyarakat, Surabaya itu cuma Jakarta Selatan. Gitu loh,” ujar Ahok.

Dia melanjutkan, penanganan Jakarta berarti penanganan keseluruhan wilayah di Ibu Kota. Perkara yang diurusinya bukan hanya sebatas Jakarta Selatan saja, yang dianggap Ahok setara dengan Surabaya. “Ini bukan cuma Jakarta Selatan loh, ini Utara, Timur, Pusat, Barat. Itu beda. Jadi komparasinya mesti bandingin,” kata Ahok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya