SOLOPOS.COM - Joko Widodo (kiri), saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.(JIBI/Solopos/Antara/dok)

Pilkada Jakarta masih menghangat. Ahok dianggap seperti Rambo berhati Rinto karena mampu menyentuh hati Megawati, namun juga dituding dibekingi Jokowi.

Solopos.com, JAKARTA — Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengklaim mendapatkan dukungan PDIP. Hal itu dinilai beragam oleh beberapa kalangan. Ada yang menyebut Ahok pintar menyentuh hati Megawati Soekarnoputri, namun ada juga yang menuding itu karena back up yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan bahwa Ahok paling mengerti perasaan Ketua Umum PDIP. Menurutnya, atas dasar itu, Ahok berpotensi besar menjadi calon Gubernur DKI Jakarta dari PDIP pada Pilkada Jakarta 2017. “Kendati sering berbicara meledak-ledak, namun Ahok tahu persis bagaimana berbicara dengan Megawati,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu cara pendekatan Ahok adalah dengan mengirim masakan Palembang pempek buatan orangtuanya untuk Megawati. Hal itu, ujarnya, cukup menyentuh. “Ahok tahu cara berbicara dengan wanita. Barang siapa yang bisa menyentuh hatinya, hati seorang wanita, maka dia akan mendapatkan pilihannya,” kata Qodari dengan nada sedikit bercanda di Kompleks Parlemen, Kamis (18/8/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Qodari menganalogikan ekspresi wajah Ahok seperti Rambo (tokoh film laga buatan Hollywood), namun hatinya seperti Rinto (Rinto Harahap, pencipta lagu melankolis era 1980-an). Bahkan, Ahok rela memboyong ibu dan tantenya hanya untuk memasak bakmi Belitung di kediaman Megawati.

“Ini membuktikan Ahok masih diterima Megawati, karena masih bisa mendapatkan kesempatan. Ini pertanda baik,” ujarnya.

Qodari juga menyatakan pilihan Megawati terhadap Ahok sudah tepat. Pasalnya, selain akan memperkuat posisi PDIP di Jakarta, keputusan tersebut juga akan memperkuat posisi partai itu di Surabaya dengan tidak menarik Wali Kota Tri Rismaharini untuk ikut bertarung pada Pilkada Jakarta 2017.

Sementara itu, pendiri Partai Bulan Bintang (PBB) yang juga sedang berupaya mencalonkan diri untuk Pilkada Jakarta, Yusril Ihza Mahendra, mengaku menghormati langkah PDIP jika klaim Ahok itu benar. Menurutnya, semua pilihan politik tidak mudah dan berisiko.

“Andaikata klaim itu tidak benar, PDIP tentu leluasa untuk menentukan pilihan terbaiknya. PDIP dapat memilih tokoh lain yang dianggap paling tepat untuk memimpin Jakarta. PDIP adalah partai besar yang mempunyai banyak pengalaman. Saya tidak meragukannya,” kata Yusril dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/8/2016).

Di sisi lain, Yusril menyinggung soal kelincahan manuver Ahok yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tersebut. Menurutnya, Ahok juga punya keuntungan karena selalu dibeking oleh Presiden Joko Widodo.

“Pak Ahok memang lebih mudah bermanuver karena selain berposisi sebagai petahana dan didukung jaringan media mainstream, di belakang Ahok ada Pak Jokowi yang kebetulan sedang menjabat sebagai Presiden RI. Dukungan Presiden Jokowi kepada Pak Ahok ini sudah menjadi rahasia umum, termasuk dalam hubungannya dengan proses pengambilan keputusan Pilgub DKI oleh PDIP,” papar Ketum Partai Bulan Bintang ini.

Yusril menuturkan bahwa Presiden Jokowi sebagai negarawan harusnya mengayomi semua golongan. Dengan demikian, Jokowi harus netral dalam Pilkada.

“Dalam pilkada, Presiden harusnya bersikap netral dan mengayomi semua kandidat yang akan maju ke pencalonan, bukannya malah bermanuver menunjukkan sikap pemihakan dan dukungan kepada Ahok sebagai salah satu kandidat,” ujar Yusril.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya