SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan saham. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Pelaksanaan pilkada menjadi pertaruhan bagi kepercayaan investor, khususnya aliran “hot money” ke industri keuangan dalam negeri.

Solopos.com, JAKARTA — Sektor pasar keuangan dianggap paling riskan terganggu jika terjadi instabilitas politik. Karena itu, pelaksanaan pilkada serentak 2017 menjadi pertaruhan bagi pemerintah untuk memberikan kepercayaan bagi pelaku usaha.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jika perhelatan politik tersebut berhasil, maka hal itu akan dilihat oleh para investor sebagai bukti kemantapan demokrasi di Indonesia.
Peneliti Institute for Development of Ecomonics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan secara makro sebenarnya tidak ada perlu yang dikhawatirkan.

Pasalnya, bangunan ekonomi makro saat ini masih cukup kuat dan tidak akan terganggu dengan proses politik yang sedang berlangsung. Kendati demikian, menurutnya sektor yang sebenarnya cukup riskan terpangaruh dengan situasi politik nasional menjelang pilkada adalah sektor industri keuangan (financial market).

Sektor itu cukup riskan, karena saat ini banyak uang dari luar negeri yang masuk ke dalam industri keuangan dalam negeri. Dia khawatir, jika terjadi instabilitas politik akan berdampak pada dinamika di industri keuangan.

“Seperti diketahui, kan saat ini banyak uang yang masuk ke financial market kita, apalagi uang yang masuk termasuk kategori ‘hot money’,” ujar Bhima saat dihubungi Bisnis/JIBI, Senin (13/2/2017).

Dia memaparkan instabilitas politik akan menganggu proses masuknya dana dari luar negeri tersebut. Para pemilik dana pasti akan berfikir, jika tidak ada jaminan keamanan dari pemerintah, maka proses masuknya dana ke dalam pasar keuangan akan tersendat.

Selain sektor pasar keuangan, Bhima juga memprediksi, instabilitas politik juga bakal mempengaruhi iklim investasi. Dalam beberapa kasus, investor akan wait and see perkembangan politik nasional, jika Pilkada 2017 berlangsung tidak sesuai ekspektasi, maka mereka bisa saja mengurungkan niatan mereka untuk berinvestasi.

Dalam Global Competitiveness Index 2016 – 2017 yang diterbitkan World Economic Forum (WEF), stabilitas politik menjadi 10 faktor yang mempengaruhi daya saing nasional. Para investor ketika berinvestasi akan mempertimbangkan stabilitas politik.

“Akan tetapi, jika proses demokrasi berjalan secara mulus, maka investor akan melihat demokrasi Indonesia sudah mantap, dan tentu saja ada efek positif soal kepercayaan investor ke Indonesia,” jelasnya.

Walau demikian, dia tetap berharap proses demokrasi tingkat daerah yang bakal berlangsung Rabu (15/2/2017) besok berjalan lancar. Bhima juga meminta para pelaku usaha untuk tidak takut terhadap situasi politik menjelang perhelatan pesta demokrasi itu.

Senada dengan Bhima, ekonom Bank Mandri Andry Asmoro juga mengatkan, di antara semua sektor, sektor pasar keuangan memang menjadi salah saru yang paling riskan. Instabilitas politik, bakal menganggu proses transaksi di pasar keuangan.

Pemerintah, kata dia, harus bisa menjamin bahwa perhelatan politik tersebut tidak akan menganggu aktivitas ekonomi. Dia pun berharap, semua proses politik tersebut berlangsung lancar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya