SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemungutan suara (JIBI/Solopos/Antara)

Pilkada Gunungkidul diperkirakan akan diikuti dari kalangan PNS sebab Sekda salah satunya menjadi birokrat yang sedang mempertimbangkan diri untuk mencalonkan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gunungkidul, Budi Martono membenarkan kabar yang beredar bahwa dirinya telah diminta oleh Dewan Pimpinan Daerah PDI P DIY untuk mendampingi kandidat yang akan diusung lewat PDI P, Djangkung Sudjarwadi.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Budi sedianya akan menjadi Wakil Bupati. Namun, ia masih belum mengiyakan ajakan tersebut, karena status Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dimilikinya. Ia masih mempelajari Peraturan Komisi Pemilihan Umum mengenai pencalonan PNS sebagai Wakil Bupati.

Kalau seandainya ia merupakan nama yang direkomendasikan oleh partai dan jadi maju, maka paling cepat ia bisa mengajukan pensiun dini pada 1 September 2015.

“Saya ini orang luar partai, tapi siap atau tidak siap, saya harus siap. Ada banyak yang perlu saya pikirkan, terutama mengenai siapa yang akan menggantikan posisi saya sebagai Sekda, setelah saya pensiun,” ungkapnya.

Budi menerangkan ia tidak tahu secara pasti mengapa DPD PDI P DIY tertarik menjadikan ia sebagai kandidat pendamping Djangkung. Ia menduga, partai merasa ada keuntungan tersendiri bila mengajak kalangan birokrat untuk mendampingi Djangkung.

“Toh surat rekomendasi dari PDI P pusat belum turun, dan bisa saja DPD PDI P bukan hanya mengajak saya, tapi ada nama-nama lainnya. Saya tidak punya pemikiraan akan berada di tingkat dua [Wakil Bupati], kalaupun memang saya jadi, itu bentuk kehadiran saya dari elemen birokrat dalam keberlanjutan program pemimpin Gunungkidul sebelumnya, seperti geopark, upaya meraih Wajar Tanpa Pengecualian,” paparnya panjang lebar.

Restu dari Bupati, imbuhnya, juga diperlukan untuk dirinya. Apabila Bupati merestui dirinya mundur dari PNS dan maju ke Pilkada 2015, ia akan maju. Namun, apabila Bupati memintanya untuk tetap berada pada jabatan sebagai Sekda, maka Budi memilih patuh.

“Ajakan mendampingi Djangkung belum saya iyakan, saya masih fokus pada pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan [APBD P 2015], APBD 2016 dan siapa yang akan menggantikan saya setelah saya pensiun 1 November 2015,” tegasnya lagi.

Terpisah, Badingah saat dikonfirmasi mengenai pencalonannya yang diusung Golkar dan PAN, memilih untuk tidak banyak berkomentar.

“Belum fix, masih ‘walk in process’, kita tunggu saja,” ucapnya singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya