SOLOPOS.COM - Wisatawan di Pantai Baron Gunungkidul (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Pilkada Gunungkidul diikuti kandidat yang di antaranya lama tidak berdomisili di Gunungkidul

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Lama domisili seorang yang mencalonkan diri menjadi Bupati di Gunungkidul pada Pilkada 2015, mulai menjadi bahan perbincangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Diketahui, tiga dari empat orang yang mencalonkan diri sebagai Bupati Gunungkidul pada Pilkada 2015 merupakan orang-orang yang lahir di Gunungkidul, namun menghabiskan banyak waktu mereka di luar Gunungkidul, bahkan di luar Daerah Istimewa Yogyakarta, baik dikarenakan pendidikan, tugas dinas maupun berbisnis.

Misalnya saja Djangkung Sudjarwadi, Subardi dan Benyamin Sudarmadi. Terkait ini, mulai muncul  pro kontra di kalangan politisi di Gunungkidul.

Misalnya saja Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Amanat Nasional Kabupaten Gunungkidul,  Dodi Wijaya pada Jumat (21/8/2015) menilai bahwa faktor domisili merupakan hal yang penting dalam sebuah kepemimpinan yang dimilili seorang Kepala Daerah.

Menurut Dodi, pemimpin yang berasal dari luar daerah berpotensi terlambat bekerja apabila dibandingkan dengan calon yang memang lama berdomisili di daerah tersebut, dalam hal ini di Gunungkidul.

Calon dari luar daerah disebut Dodi setidaknya harus mempelajari karakteristik warga maupun geografis wilayah yang bukan hal gampang dan bisa dipelajari dalam waktu singkat.

Pemimpin daerah, imbuhnya tidak boleh hanya sekedar menyerahkan semuanya kepada staf ataupun Kepala Dinas.

“Bukan bermaksud meremehkan kapabilitas dari mereka, akan tetapi hal ini perlu untuk mengantisipasi kesalahan laporan atau laporan yang sekedar bertujuan asal bapak senang dari staf pemimpin,” ujarnya.

Gunungkidul saat ini, tambahnya, berbeda dengan 20 atau 30 tahun lalu. Tentu saja pengetahuan kewilayahan yang dinamis inilah yang sangat krusial untuk membuahkan kebijakan yang pro terhadap warga masyarakat.

Sementara politisi dari Partai Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Gunungkidul, Ari Siswanto beranggapan faktor domisili sama sekali bukan sesuatu yang krusial.

Dalam pandangannya, kemampuan manajerial dari seorang pemimpin jauh lebih penting daripada sekedar pengetahuan kewilayahan. Faktor yang lain yang amat dibutuhkan adalah pengalaman dan keberanian melakukan terobosan.

Terkait pengetahuan mengenai kewilayahan, paparnya, tentunya masing-masing pasangan calon  sudah mempelajarinya. Apalagi, tidak dipungkiri sudah pasti memiliki staf ahli yang bisa dijadikan pertimbangan.

“Pilkada 2015 ini bisa disebut sebagai tonggak penting bagi fondasi Gunungkidul maju ke depannya,” ucapnya.

Ari juga menantang masyarakat Gunungkidul untuk berpikir bahwa Gunungkidul bisa jauh lebih maju dibandingkan daerah lainnya dengan pemimpin yang tepat. Pasalnya, Gunungkidul saat ini memiliki segala potensi lebih dari daerah lainnya.

“Apa masyarakat Gunungkidul ini cuma pengen tata, titi, tentrem saja seperti sekarang ini, tidak ingin lebih maju. Karena menurut saya Gunungkidul ini bisa jauh lebih maju dan sejahtera,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya