SOLOPOS.COM - Ketua KPU Boyolali, Siswadi Sapto Hardjono (tengah), menandatangani penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Boyolali 2015 seusai rapat pleno di Aula KPU Boyolali, Jumat (2/10/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Pilkada Boyolali diramaikan oleh peredaran rekaman politasi anggaran.

Solopos.com, BOYOLALI — Rekaman suara Kepala Desa (Kades) Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, A.Rahman, yang diduga telah mempolitisasi dana-dana pembangunan desa untuk memenangkan salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati (cabup cawabup) beredar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga pun berencana membawa bukti rekaman itu kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Boyolali untuk ditindaklanjuti. Diduga, rekaman berdurasi 5 menit 37 detik diambil oleh salah seorang warga yang turut serta dalam acara pengajian yang digelar di RT 003/RW 003, desa setempat.

“Saya juga dapat kopian rekamannya. Yang mengambil rekaman siapa saya tidak tahu,” kata warga Dukuh Ketoyan, Ari, kepada Solopos.com, Sabtu (28/11/2015).

Warga Dukuh Gagatan RT 004/RW 003, Abadi, 57, berencana melaporkan dugaan ketidaknetralan kades kepada panwaslu. Selain itu, dia akan kembali menggerakan warga lainnya untuk mengklarifikasi pernyataan kades, Senin (30/11/2015) besok.

Dalam rekaman tersebut, kades memaparkan rencana dana pembangunan yang akan masuk ke Ketoyan. Warga juga diminta menyukseskan pilkada yang akan berlangsung 9 Desember.

“… Dana-dana yang besar lagi yang harus saya terima, dana desa Rp650 juta koma sekian, alokasi dana desa Rp400 juta rupiah. Itu akan saya sebar ke masyarakat, sehingga bapak-bapak perlu saya luruskan di sini tidak ada kalimat yang harus saya sembunyikan di hadapan bapak-bapak sebab pemdes terdahulu tidak seperti sekarang. Semua harus saya ceploskan kepada bapak-bapak, sehingga bapak-bapak bisa mengoreksi saya bila terjadi penyimpangan-penyimpangan. Disamping itu, perlu bapak-bapak ketahui bahwa kita sudah pernah, tahun 2015 ini saya diberi tahu dari pemerintah kabupaten ada bantuan sebesar Rp60 juta. Tapi dalam hal ini, hal itu harus dipending oleh pak bupati. Apa sebabnya? Pak bupati bertanya, biyen warga ketoyan milih aku ora to? Jawabannya tidak. Gapoktane niku dukunganku pora to? Mboten. Perlu bapak-bapak ketahui sehingga dana itu dialihkan ke Gosono. Jangan sampai hal ini tidak terulang kedua kalinya. Sehingga bapak-bapak ingin membangun, tidak bisa, alangkah baiknya menyatukan persepsi, karena tanpa njenangan, semua ikut andil dalam pilkada. Tidak ada artinya seorang kades, jika njenengan semua tidak bersatu padu untuk memenangkan Seno Samodro-Said Hidayat..”

Dari rekaman tersebut sudah terdengar adanya protes warga. Warga sudah ada yang mengingatkan bahwa kades tidak boleh berkampanye. “…Nanti ndak dadi rame..” ucap seorang pria dalam rekaman tersebut.

Kades pun melanjutkan, “…di sini saya hanya menyampaikan aspirasi dan pemerintah kabupaten. Di sini bapak-bapak perlu ketahui bahwasanya kita perlu meraih apa yang masyarakat inginkan. Sehingga dalam hal ini, mohon maaf saya tidak kampanye, saya harus memberitahukan kepada masyarakat, seyogyanya masyarakat mengetahui dana tersebut..”

Membantah

Saat dihubungi Solopos.com, Sabtu kemarin, A.Rahman membantah telah mengarahkan warga untuk memilih calon petahana dalam Pilkada Boyolali 2015. Dia mengaku hanya menginformasikan kepada waraganya bahwa Ketoyan akan diberikan dana hibah atau aspirasi dari Bupati senilai Rp200 juta, aspirasi Gubernur Rp400 juta.

“Saya hanya menyarankan masyarakat untuk berlomba-lomba mendapatkan dana itu. Untuk masyarakat sekarang itu harus memahami karena terkait pilkada 2010-2015 Ketoyan sama sekali tidak pernah mendapatkan dana hibah seperti desa yang lain. Saya hanya memberi tahu dan minta masyarakat menyikapi,” papar A.Rahman.

Rahman tidak memperdulikan jika ada warga yang mempersepsikan pernyataan kades termasuk politisasi anggaran. “Ya itu terserah masyarakat. Ini kan zaman keterbukaan tidak ada yang perlu ditutup-tutupi.

Dan saya tidak pernah mengarahkan warga untuk memilih Seno-Said.”

Terkait ketidakhadirannya saat warga mendatangi balai desa, Kades mengaku tengah menjaga diri untuk tidak gegabah memberikan konfirmasi kepada pihak yang tidak berkepentingan.

“Kalau memang besok mau ketemu saya lagi di balai desa silakan, balai desa selalu terbuka kok untuk warga saya.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya