SOLOPOS.COM - Ilustrasi pilkada langsung (JIBI/Dok)

Pilkada Boyolali 2015 dari KBB dinilai tidak fair dalam proses penjaringan cabub dan cawabub.

Solopos.com, BOYOLALI — Proses penjaringan calon bupati dan wakil bupati (cabup-cawabup) di Koalisi Boyolali Bangkit (KBB) dinilai tidak fair.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Munculnya nama Sugiyarto (pengusaha asal Ketitang, Nogosari) sebagai cawabup menjadi pertanyaan karena yang bersangkutan sebelumnya tidak pernah mendaftar baik sebagai cabup/cawabup di KBB.

Salah satu peserta seleksi cabup KBB, Sugiarto (pengusaha asal Cepogo), menyayangkan proses seleksi cabup dan cawabup yang dianggap penuh ketidakpastian. “Mulai dari ukuran penilaian dan seleksi cabup cawabup tidak jelas dan cenderung subjektif. Hasil seleksi juga tidak pernah disampaikan secara terbuka. Saat ini malah muncul cawabup dari luar peserta yang tidak mendaftar,” kata Sugiarto atau akrab di sapa Gaguk, kepada Solopos.com, Kamis (23/7/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Ketidakpastian di KBB juga ditunjukkan dengan adanya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang bisa keluar dari koalisi dengan seenaknya. Belum lagi Partai Demokrat yang sejak awal masuk dalam koalisi namun rekomendasi justru turun kepada pasangan dari PDIP Seno Samodro-Said Hidayat.

“Perubahan yang disuarakan KBB sejak awal ternyata hanya seumur jagung, kalah dengan kepentingan pragmatis yang transaksional,” jelas dia.

Gaguk mengaku telah mengikuti prosedur pencalonan dengan tidak hanya mendaftar lewat koalisi melainkan melalui partai-partai.

Dia berminat menjadi cabup di KBB karena jargon awal KBB adalah adanya visi misi perubahan dan pembaharuan untuk Boyolali.

“Terakhir penjaringan mengerucut di empat nama, termasuk saya yang ditawari untuk posisi AD2. Saat itu saya minta waktu untuk berkomunikasi dengan konstituen tetapi tahu-tahu ada nama Pak Giyarto [Nogosari]. Jadi secara moral saya sebut ini tidak fair,” papar dia.

Dia menilai koalisi rawan digugat terutama calon pendaftar karena proses yang tidak fair. “Kami sedang mengkaji itu [gugatan],” kata dia.

Dia mengaku hanya menyayangkan proses penjaringan yang tidak fair itu. Kalau soal figur, siapa pun yang akhirnya diusung KBB selama masih berada pada visi misi perubahan serta merangkul semua pihak, dia menyatakan siap mendukung. “Asal itu tadi, prosesnya fair,” imbuh dia.

Koordinator Prabowo Center, Suwaldi, yang sebelumnya juga mengajukan satu nama untuk ikut seleksi di KBB juga menyayangkan karena KBB tidak transparan dalam menentukan pasangan cabup cawabup. “Kami selaku pendaftar melihatnya itu hanya keputusan sepihak penuh transaksional. Kenapa KBB mengusung calon yang tidak mendaftar? Kami bisa saja gugat KBB jika memang prosesnya tidak fair,” kata Suwaldi.

Seperti diketahui, Kamis (16/7/2015), KBB telah menentukan pasangan yang siap diusung dalam Pilkada 2015, yakni Agus Purmanto-Sugiyarto.

Ketua Harian KBB, Syaifudin Manaf, menyampaikan kemungkinan adanya salah persepsi atas informasi yang disampaikan KBB kepada calon pendaftar atas nama Sugiarto.

“Nanti KBB akan berusaha bertemu dengan Pak Giarto. Mungkin ada salah persepsi yang kami sampaikan,” papar dia.

Sementara itu, Ketua Presidium KBB, Fuadi, saat dihubungi kemarin tidak merespons.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya