SOLOPOS.COM - Calon Bupati Suharsono dan calon wakil bupati Abdul Halim Muslih berfoto seusai mendaftar sebagai peserta Pilkada da kantorr KPU Bantul, Selasa (28/7/2015). (Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Pilkada Bantul diikuti dua pasangan calon, salah satunya Suharsono-Abdul Halim yang diakui kalah elektabilitas dibanding calon petahana

Harianjogja.com, BANTUL-Tim sukses pasangan calon (paslon) Suharsono-Abdul Halim akui elektabilitas paslon yang mereka usung jauh di bawah elektabilitas milik paslon petahana.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Tim Sukses Suharsono-Abdul Halim Nur Subiyantoro mengakui, dari survey sementara yang dilakukannya, memang menunjukkan demikian. Itulah sebabnya, selain menggerakkan mesin-mesin politik yang ada, pihaknya juga tengah mencari cara untuk mendongkrak elektabilitas dan popularitas paslon yang diusungnya itu.

Salah satunya adalah meminta paslon untuk bisa lebih aktif dalam kegiatan masyarakat. Menurutnya, cara itu cukup efektif untuk memperkenalkan sosok Suharsono kepada masyarakat.

Meski Suharsono merupakan warga asli Bantul, ia tak menampik warga Kecamatan Sewon itu tak banyak dikenal masyarakat. Pasalnya, Suharsono sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya dalam tugas di luar DIY.

Itulah sebabnya, Oktober mendatang, pihaknya akan kembali melakukan evaluasi terhadap hasil survey itu. Dalam evaluasi itu, pihaknya akan mencoba untuk membandingkan lagi data statistik dengan hasil popularitas paslon incumbent. “Saya harap ada progres lah,” katanya di sela acara peresmian kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra, Kamis (13/8/2015).

Terlebih, kondisi DPC Partai Gerindra sebagai pengusung utama paslon Suharsono-Abdul Halim memang baru saja pulih setelah gelombang konflik internal. Untuk itu, ia mengaku harus bekerja ekstra keras dalam mengumpulkan kembali mesin-mesin politik, khususnya di tingkatan Pengurus Anak Cabang (PAC) dan suara akar rumput.

Terkait hal itu, ia mengklaim struktur DPC Partai Gerindra Bantul memang sudah kian solid. Hal itu ia buktikan dengan diresmikannya kantor DPC Partai Gerindra Bantul yang baru.

Memang pasca beralihnya tampuk pimpinan Ketua DPC Partai Gerindra dari tangan Purwanto ke tangannya berdampak pada pengosongan kantor DPC yang sebelumnya. Untuk itu, pihak Suharsono kabarnya menyiapkan anggaran sebesar Rp22 juta untuk mengontrak bangunan di kawasan Jl. Wachid Hasyim.

“Beruntung, Pak Harsono [Suharsono] menyediakan anggaran untuk kantor kami yang baru,” katanya yang juga merupakan Ketua DPC Partai Gerindra Bantul itu.

Meski begitu, ia membantah jika hal itu adalah bentuk kontrak politik antara Suharsono dan DPC Partai Gerindra. Diakuinya, kantor baru DPC Partai Gerindra itu bukanlah inisiatif sepenuhnya dari Suharsono, melainkan juga merupakan permintaan dari pihak internal partai. “Bukan kontrak politik. Tapi kebetulan saja ada anggaran dari Pah Harsono,” imbuhnya.

Terpisah, Ketua DPD partai Gerindra DIY RM Noeryanto mengatakan, keberhasilan DPC Partai Gerindra mengatasi konflik internalnya itu adalah contoh positif bagi partai-partai politik lainnya. Ditandaskannya, kedewasaan berpolitik mutlak diperlukan menyikapi perbedaan pendapat politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya