SOLOPOS.COM - Mantan Bupati Bantul Sri Surya Widati. (Harian Jogja-Bhekti Suryani)

Pilkada Bantul 2015 membuktikan masyarakat tidak ingin melanggengkan politik dinasti

Harianjogja.com, BANTUL- Pengamat politik mengingatkan kepada calon Bupati Bantul yang baru untuk tidak mengulangi politik dinasti. Hasil perhitungan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bantul versi sejumlah lembaga memenangkan pasangan calon Suharsono-Abdul Halim Muslih. (Baca juga : PILKADA BANTUL : Data KPU Menangkan Suharsono-Halim)

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Pengamat politik sekaligus guru besar Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY) Tulus Warsito mengatakan, pengalaman politik dinasti di Bantul harus menjadi pelajaran bagi calon bupati yang baru serta warga Bantul ke depan.

Seperti diketahui, selama lima belas tahun, Bantul dipimpin oleh keluarga Samawi. Pertama bupati Idham Samawi yang menjabat pada 2000-2010 dilanjutkan isterinya Sri Surya Widati pada 2010-2015.

Menurut Tulus, politik dinasti dari sisi citra di masyarakat buruk. Selain itu dianggap rawan penyalahgunaan wewenang karena kekuasaan yang sangat besar dan lama.

Tidak hanya itu, politik dinasti tidak menjamin lahirnya pemimpin dengan kualitas baik. Pada akhirnya kata dia, masyarakat banyak alias publik yang dirugikan.

“Karena kepemimpinan ditentukan oleh keturunan atau keluarga. Padahal sistem demokrasi dan masyarakat menginginkan proses terbuka dan melahirkan pimpinan berkualitas,” kata Tulus Warsito, Selasa (15/12/2015).

Ia berharap, bupati terpilih kelak tidak mengulangi apa yang sudah terjadi selama ini. “Jangan ulangi politik dinasti, sebaiknya kepemimpinan itu terus berganti,” paparnya.

Di Bantul, kata dia, politik dinasti justru membuat masyarakat jenuh dan mengalihkan suara mereka ke pendatang baru. Ia menilai masyarakat Bantul kian cerdas.

Hasil Pilkada membuktikan, calon bupati Suharsono unggul dibanding pesaingnya Sri Surya Widati yang juga calon petahana. Di sisi lain, Tulus memandang positif hasil perolehan suara antara Sri Surya Widati dan Suharsono yang selisihnya tidak begitu tinggi.

“Hasil 52 persen dan 48 persen itu justru bagus. Jadi yang mengawasi pemerintahan kelak jumlahnya cukup banyak karena menangnya tipis,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya