SOLOPOS.COM - Politikus PPP peserta Pilgub Jateng 2018. Taj Yasin. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 dicoba dijalani calon wakil gubernur Taj Yasin tanpa hoaks atau kabar bohong.

Semarangpos.com, SEMARANG — Calon wakil gubernur Jawa Tengah Taj Yasin menengarai belakangan hari ini semarak terjadi upaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Ia pun lalu berbagi kiat turn back hoax dalam Silaturahim Pengasuh Pondok Pesantren Ibu Nyai dan Pengasuh Majelis Taklim se-Jawa Tengah di Kota Semarang, Selasa (6/3/2018).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mundur dari keanggotaan DPRD Jateng demi menjadi peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jateng dalam rangkaian pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak 2018 ini memaparkan pihak-pihak yang mencoba memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia itu menebar hoaks atau kabar bohong melalui berbagai media sosial. “Jangan sampai melihat berita hanya melihat judulnya saja, kita harus melihat isinya, apakah benar atau tidak,” ujarnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Diingatkannya kemudian penyebaran boaks atau berita bohong di berbagai media sosial dalam masa kampanye pilkada atau Pilgub Jateng 2018 ini mestinya bisa ditangkal dengan silaturahmi dan tabayun. “Ada cara untuk menangkal hoaks ataupun perpecahan, yaitu silaturahmi. Bahkan dalam agama Islam juga diajarkan untuk tabayun,” kata pria yang dalam pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 ini berpasangan dengan calon gubernur incumbent alias petahan Ganjar Pranowo itu.

Calon wakil gubernur peserta pilkada atau Pilgub Jateng 2018 yang mengusung nomor urut 1 itu lalu menyatakan pula bahwa salah satu gerbang penangkal hoaks adalah pendidikan pondok pesantren. Putra ulama yang juga politikus PPP K.H. Maimoen Zubair itu lalu menyebutkan peran pondok pesantren sangat besar, bukan hanya untuk mengatasi hoaks tetapi juga kemajuan pemerintahan. “Saya membayangkan jika 4.822 pondok pesantren yang tersebar di Jateng bisa bersatu. Kalau kita satukan bagaimana makmurnya pemerintahan,” katanya.

Taj Yasin juga menambahkan bahwa perempuan memegang peranan penting dalam pendidikan, bahkan para ibu bisa dikatakan sebagai madrasah pertama bagi anak-anak mereka. “Pemerintah selalu memperhatikan kaum perempuan dan anak-anak, salah satu program Pemprov Jateng adalah program satu bidan untuk satu desa sebagaibupaya mengurangi angka kematian ibu dan anak,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya