SOLOPOS.COM - Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) membuka Konsolidasi Ketua Umum PKB dengan Anggota DPRD Se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta di Semarang, Sabtu (11/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Wisnu Adhi N.)

Pilkada 2018 disongsong PKB dan NU dengan melakukan konsolidasi.

Semarangpos.com, SEMARANG – Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala daerah (Pilkada) 2018, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkonsolidasi dengan organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan induk konstituen utamanya. Kedekatan PKB dan NU itu bahkan terlihat saat kedua organisasi itu menggelar silaturahmi sekaligus halalbihalal di Gedung UTC, Jl. Kelud, Kota Semarang, Jumat (21/7/2017).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Dalam acara yang turut dihadiri Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar; Ketua DPW PKB Jateng Yusuf Khudlori; Ketua PW NU Jateng Abu Hafsin, dan calon gubernur Jateng dari PKB, Marwan Jafar itu, baik PKB dan NU mengampanyekan jargon anyar mereka yang bakal diusung saat pilkada di berbagai daerah maupun Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jateng, yakni Jas Hijau. Jargon itu merupakan akronim atau singkatan dari frasa “jangan sekali-kali melupakan jasa ulama”.

Ekspedisi Mudik 2024

“Jas Hijau merupakan semangat keislaman yang tumbuh dan berkembang untuk menyikapi perkembangan zaman. Kita tidak boleh melupakan jasa ulama yang telah banyak berjasa lepada negara. Jas Hijau juga merupakan jawaban atas serangan yang ditujukan kepada para ulama baru-baru ini. Insya Allah kalau jas hijau terus kita pakai, gubernur [Jateng] berikutnya akan datang dari kalangan santri,” tutur Muhaimin dalam sambutannya dalam acara itu.

Muhaimin menambahkan selama ini negara mulai melupakan jasa para ulama. Salah satu bentuk mengabaikan peran ulama dalam pembangunan karakter bangsa terlihat dengan dikeluarkannya Permendikbud No. 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. “Dalam Permendikbud itu diatur kebijakan tentang full day school. Ini merupakan salah satu bentuk mengabaikan peran ulama dalam membangun karakter generasi muda. Pembangunan karakter dilakukan sepenuhnya di sekolah formal,” beber Muhaimin.

Sementara itu, Gus Yusuf sapaan Yusuf Khudlori, mengaku NU dan PKB siap menyongsong Pilgub Jateng 2018 dengan memenangkan Marwan Jafar. Ia menilai sudah saatnya Jateng dipimpin oleh tokoh dari kalangan santri. “Saatnya santri memimpin Jateng. Santri memimpin Jateng Insya Allah aman dan bebas dari pertentangan. Pondok pesantren makmur,” tutur Gus Yusuf.

Senada juga diungkapkan Abu Hapsin yang menyatakan agar PKB terus menjaga kedekatannya dengan NU. “Jika PKB terus dekat dengan NU, tidak ada balasan lain dari NU kecuali membantu PKB memenangkan Marwan Jafar dalam Pilgub [Jateng] nanti,” terang Abu Hapsin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya