SOLOPOS.COM - Rohadi Widodo-Ida Retno Wahyuningsih saat berada di KPU Karanganyar, Kamis (18/1/2018) dini hari. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Pengurus DPC Partai Gerindra Karanganyar memberi penjelasan terkait kondisi partai setelah pindah haluan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Gerindra Karanganyar akhirnya memberikan penjelasan terkait kondisi partai tersebut seusai berpindah haluan dari koalisi besar Partai Golkar dan kawan-kawan ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di detik-detik akhir menjelang penutupan pendaftaran peserta Pilkada 2018.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal pertama yang dijelaskan adalah soal status Ida Retno Wahyuningsih yang dipasangkan dengan calon bupati (cabup) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rohadi Widodo, di Pilkada 2018. DPD Gerindra Jateng dan DPC Gerindra Karanganyar menegaskan Ida bukanlah kader partai pimpinan Prabowo Subianto itu.

Sosok perempuan berkerudung itu muncul pada menit terakhir perpanjangan pendaftaran pasangan calon bupati dan wakil bupati di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karanganyar, pada Rabu (17/1/2018). PKS yang memiliki enam kursi akhirnya mengusung Rohadi Widodo dengan dukungan empat kursi milik Gerindra.

Sejumlah orang menduga Ida adalah calon yang diajukan partai berlambang kepala burung Garuda itu. Tetapi, petinggi Partai Gerindra di tingkat DPC dan DPD mengaku tidak mengenal perempuan berkerudung itu.

“Tidak ada kartu tanda anggota [KTA] atas nama yang bersangkutan. Saya tidak tahu. Tadi kan kader juga bilang enggak kenal,” kata Ketua DPC Gerindra Karanganyar, Yulianto, saat menggelar jumpa pers di kantor DPC Gerindra, Minggu (21/1/2018).

Sekretaris DPD Gerindra Jawa Tengah, Sriyanto Saputro, mengamini pernyataan Yulianto. Sriyanto berkelakar dengan mengatakan sudah pernah bertemu Ida saat mendaftar di KPU. “Kalau saya sudah pernah ketemu. Tetapi, bukan kader [Gerindra],” tutur Sriyanto.

Baca:

PILKADA 2018 : Begini Cerita Jadiannya Rohadi Widodo-Ida Retno Wahyuningsih sebagai Pasangan Calon di Pilkada Karanganyar

Cerai dengan Juliyatmono, Rohadi Widodo: Ada Hambatan Psikologis

Mendadak Pindah Haluan, Kader Gerindra Karanganyar Shock

Dia berdalih dinamika di dunia politik itu dinamis sehingga muncul nama di luar kader partai. Selain itu, mereka seolah sepakat Ida muncul karena keputusan DPP Gerindra. Secara gamblang Sriyanto menyampaikan tidak ada proses fit and proper test terhadap Ida dengan alasan injury time.

“Dinamika muncul luar biasa tidak ada waktu mendalami fit and proper test calon, rekam jejak, kapasitas, dan lain-lain. Waktu injury time kami pingin kader maju tapi sampai detik akhir belum ada yang pas. Itu [Ida] direkomendasikan DPP,” jelas dia.

“Ada kondisi tertentu ketika normal pasti [calon] merepresentasikan Gerindra. Injury time, detik akhir mungkin PKS bisa meyakinkan DPP [Gerindra]. Apa pun keputusan meski pahit kami terima,” imbuh dia.

Disinggung tentang komunikasi dengan partai koalisinya, Partai Keadilan Sosial (PKS), Yulianto hanya tersenyum. “Kami menunggu komunikasi baik dan etika dari tetangga [PKS]. Sampai hari ini pun belum ada komunikasi,” tutur dia.

Sriyanto yang juga menjabat Ketua Pemenangan Desk Pilkada Jawa Tengah menyarankan agar dua partai (PKS dan Gerindra) segera melakukan komunikasi politik dua arah. Dua petinggi Partai Gerindra menyampaikan akan melaksanakan dan mendukung keputusan DPP Gerindra.

“Tidak ada satu kader Gerindra melawan keputusan partai. Tapi kami butuh waktu dan proses untuk mengamankan kebijakan pimpinan. Bukan ranah kami memberikan penjelasan [soal keputusan DPP]. Tapi itu hal lumrah dalam berpolitik. Struktural masih satu garis,” tutur Sriyanto.

Pada kesempatan itu, Sriyanto dan Yulianto, didampingi Tim 9 mengklarifikasi tudingan sejumlah pihak di media sosial bahwa mereka bermain mata dengan pihak tertentu terkait perubahan rekomendasi Gerindra dari pasangan Juliyatmono-Rober Christanto ke Rohadi Widodo-Ida Retno Wahyuningsih. Mereka mengundang PAC dan sayap partai ke kantor DPC Gerindra pada Minggu.

Bahkan muncul isu Partai Gerindra akan memecat Ketua DPC Gerindra, Yulianto, karena kasus tersebut dan tidak hadir saat pendaftaran pasangan calon beberapa waktu lalu. Sriyanto kembali menggunakan alasan dinamika partai sehingga muncul surat rekomendasi kedua yang mendukung pasangan calon lain.

“Biar tidak ada salah persepsi, fitnah, semua tahapan di DPD Jateng klir. Itu [keputusan mendukung Rohadi-Ida] langkah politik DPP. Kami paham perasaan teman-teman [DPC] yang galau, shock. Kami motivasi untuk move on. Penafsiran keliru kenapa sampai muncul isu pemecatan,” ujar dia.

“Gerindra antisipasi ketidakhadiran mereka atas sepengetahuan kami. Aturan dalam KPU ketika ketua dan sekretaris enggak datang bisa diambil alih DPP. Kami paham kondisi psikologis ketua dan sekretaris tidak mungkin hadir,” jelas dia.

Pada kesempatan itu, Yulianto dan Tim 9 membagikan pesan berantai berisi kronologi Pilkada Karanganyar bersama Tim 9 dan pernyataan sikap Ketua DPC Gerindra Karanganyar, Yulianto. Isi pesan itu penjelasan tentang Tim 9, prosedur mengusung pasangan calon, rekomendasi, dan lain-lain. Selain itu, ada lima pernyataan sikap dari Yulianto dan Tim 9.

Pernyataan Sikap

Dua di antaranya menyatakan, “Kami bersaksi demi Allah SWT bahwa koalisi PKS dan Gerindra mengusung pasangan calon Rohadi-Ida di Pilkada Karanganyar diputuskan sepenuhnya oleh DPP PKS dan Gerindra di Jakarta sehingga proses pendaftaran di KPU diambil alih DPP. Kami bersaksi demi Allah SWT bahwa tuduhan Ketua, Sekretaris DPC Karanganyar, dan Tim 9 menerima mahar dan bermain atas rekomendasi PKS-Gerindra itu fitnah yang kejam.”



“Kami tunduk dan patuh terhadap keputusan Ketua Dewan Pembina dan DPP. Kami meminta Rohadi-Ida membangun komunikasi yang lebih baik dan beretika sehingga kami akan menyosialisasikan diri kepada struktur DPC, PAC, dan ranting, seluruh masyarakat di Karanganyar.” Dua poin terakhir dari lima poin pernyataan sikap yang dibagikan Yulianto melalui pesan Whatsapp.

Di sisi lain, Sriyanto menyampaikan tidak tahu menahu perihal keputusan KPU menerima pendaftaran Rohadi-Ida. Menurutnya, Gerindra sudah melakukan sesuai prosedur. Dia juga enggan menyampaikan strategi partai mengusung Rohadi-Ida.

“Ini semua dari pusat kami menunggu arahan pusat. Belum bisa sampaikan di forum ini. Bukan ranah kami soal pencabutan. Soal aturan main di KPU itu bukan ranah kami.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya