PILKADA 2015 : Kandidat Disarankan Beriklan Ketimbang Bermain Politik Uang

Pilkada 2015 diprediksi akan sepi iklan.

Solopos.com, SOLO — Pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) 2015 yang digelar serentak di sejumlah wilayah Indonesia diprediksi tak akan memberikan berkontribusi besar dalam belanja iklan. Meski demikian pada kandidat dalam pilkada serentak itu disaranlkan tetap beriklan daripada bermain politik uang.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Kondisi ekonomi nasional yang belum pulih dan minimnya daya beli masyarakat belakangan hari ini menjadi pemicu lesunya pasar periklanan. Kondisi itu diprediksi bertahan bahkan di masa kampanye Pilkada 2015.

Ketua Dewan Pakar Asosiasi Perusahaan dan Praktisi Periklanan Solo (Asppro) M.H. Qoyim, mengatakan belanja iklan tidak akan terlalu besar saat momentum Pilkada 2015. Kondisi itu, menurut dia bakal berlaku baik terkait iklan media cetak, luar ruang, maupun lainnya.

Menurutnya, persaingan media iklan saat ini sangat ketat saat ini. Apalagi calon bupati/wali kota juga sudah banyak yang memanfaatkan media sosial. Calon bupati/wali kota juga banyak yang memilih langsung menyambangi konstituen untuk mengatasi minimnya bujet untuk melakukan promosi iklan.

Beriklan di media mainstream penting untuk membangun opini publik dan sasaran serta parameternya juga jelas,” jelasnya, Senin (27/7/2015).

Sementara itu, Ketua Umum Asppro, Ginda Ferachtriawan, masih melihat sejumlah peluang bagi perusahaan periklanan. Asppro mendorong kandidat dalam Pilkada 2015 untuk tidak bermain politik uang dan mengalihkan dana melalui periklanan.

“Dari pada bagi-bagi uang menjelang pencoblosan, lebih baik digunakan untuk pasang baliho atau beriklan di media cetak,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Senin.