PILGUB JAWA TENGAH : Survei 91% Warga Tak Tahu Visi Cagub, Prediksi Golput Tinggi

SOLO — Hasil survei litbang SOLOPOS menunjukkan 91% warga belum mengetahui visi misi serta program kerja dari para calon gubernur (cagub)-calon wakil gubernur (cawagub) Jawa Tengah (Jateng). Dari hasil tersebut, kalangan pengamat memprediksi angka golongan putih (golput) bakal meningkat dibanding Pemilihan Gubernur (Pilgub) sebelumnya.

Pengamat Hukum dan Politik dari UNS, M Jamin, menuturkan minimnya pengetahuan masyarakat terkait visi misi cagub-cawagub mengindisikan banyak warga Jateng yang belum menentukan pilihan mereka saat pecoblosan 26 Mei. Selain itu, survei tersebut juga menunjukkan sebagian masyarakat tak lagi peduli dengan proses pemilu.
Hal ini lantaran citra politisi dan pemimpin saat ini semakin menurun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Minimnya pengetahuan ini tidak hanya masyarakat kelas bawah. Masyarakat kelas atas tidak peduli dengan pimpinan yang akan dipilih karena citra politisi dan pemimpin yang semakin merosot,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (21/5/2013).

Jamin menilai jargon serta slogan yang dibawa ketiga cagub-cawagub pada Pilgub Jateng sebatas pencitraan yang tak mengena ke pemikiran masyarakat Jateng.

“Jargon serta slogan yang mereka bawa kental pencitraan. Visi misi tidak ada yang masuk ke pemikiran pemilih, menyebabkan masyarakat tidak tertarik untuk mengetahui program-program mereka,” urainya.
Lantaran hal tersebut, Jamin memprediksi angka golput bakal meningkat. “Apatisme masyarakat tinggi, pencitraan yang tidak masuk ke pemikiran masyarakat. Akhirnya banyak orang yang datang ke TPS belum tentu memilih. Lebih karena pekewuh yang jadi panitia tetangga mereka,” ungkapnya.

Pengamat politik, Totok Sarsito, menuturkan minimnya pengetahuan masyarakat terkait visi misi cagub-cawagub memiliki korelasi dengan angka golput.

“Ada benarnya juga hasil survei kemarin, angka golput akan tinggi,” tutur pengamat dari UNS tersebut.

Hanya, Totok menerangkan minimnya pengetahuan masyarakat lantaran jarak kepentingan antara gubernur dan pemilih relatif jauh. Tidak hanya itu, banyak masyarakat yang belum paham tugas gubernur.