SOLOPOS.COM - Logo Pilgub Jateng

Logo Pilgub Jateng

SEMARANG–Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng, Selasa (14/5/2013) mulai pukul 19.30 WIB menggelar debat terbuka pasangan cagub-cawagub seri kedua di Kampus Undip Tembalang, Kota Semarang.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

”Debat ini akan disiarkan secara langsung oleh Kompas TV,” ujar anggota KPU Jateng, Nuswantoro Dwiwarno.

Sebelumnya debat cagub-cawagub I disiarkan langsung oleh TV One. Pada debat pertama, Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy yang menjadi salah seorang panelis menilai masing-masing cagub tidak menguasai akar permasalahan di provinsi ini.

“Mereka (pasangan cagub-cawagub-red) mengenal Jateng, tapi tidak menguasai akar masalah, dan jika tidak tahu hal itu, bagaimana mencari solusinya?” katanya di Semarang, Jumat (10/5/2013) malam.

Hal tersebut disampaikan Ichsanuddin seusai acara debat tiga pasangan calon Gubernur Jateng, yakni Hadi Prabowo-Don Murdono, Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo, dan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko di Hotel Patra Jasa Semarang.

Lebih lanjut ia menjelaskan, jika tiap pasangan cagub hendak membongkar suatu masalah, maka yang harus dilakukan adalah memperbaiki dulu akar masalahnya, dan menstrukturisasikan hal itu, baru mendiagnosa untuk rekonstruksi apa yang terjadi.

Menurut dia, sebuah konsep harus berpijak pada bagaimana mereka menstrukturkan akar masalah yang ada.

“Ganjar bisa bicara politik anggaran, tapi akar masalah tidak terbongkar, sedangkan sekda (Hadi Prabowo-red) bisa menguasai angka, namun semua cagub tidak menguasai angka-angka,” ujarnya.

Ia mengatakan, pertanyaan yang dilontarkannya ke tiga pasangan cagub Jateng itu adalah berbasis angka untuk merujuk pada kata-kata masing-masing cagub.

“Ketika mereka main kata-kata, saya kembali kepada angka, dan angka itu saya lemparkan ke mereka untuk merumuskan kata-kata,” katanya.

Ekonom itu juga mengkritik ketiga pasangan cagub Jateng yang tidak mempunyai konsep yang jelas dalam membangun provinsi ini ke depan.

“Ketika berbicara mengenai kemiskinan, pasangan cagub dengan nomor urut dua (Bibit Waluyo-red) tidak bisa menjelaskan bagaimana konsep kehidupan layak, konsep kemiskinan tidak jelas, dan konsep pengangguran juga tidak terstruktur,” ujarnya.

Ketika bicara pertanian, kata dia, masing-masing cagub tidak berbicara tentang infrastruktur pertanian, padahal kontribusi pertanian menurun, dan yang mengalami kenaikan adalah kontribusi tersier, yakni jasa perusahaan dan jasa keuangan.

“Yang paling mendasar lagi adalah mereka tidak menarik relasi kemiskinan dan pengangguran dengan tingkat ketimpangan,” katanya.

Ia mengungkapkan bahwa ketimpangan di Jateng masih tinggi, atau jauh lebih tinggi dengan nasional. “Artinya adalah tidak terjadi perbaikan selama ini,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ichsanuddin juga mengungkapkan jika Kota Magelang menjadi daerah termiskin di Jateng, padahal di sana terdapat daerah wisata.

“Hal itu karena masa singgah wisatawan yang berkunjung ke sana makin lama makin menurun, atau dengan kata lain mereka datang dan langsung pergi,” katanya.

Selain Ichsanuddin Noorsy, dalam debat tiga pasangan cagub Jateng tersebut juga dihadirkan mantan rektor Universitas Diponegoro Semarang Prof Eko Budihardjo.

Pasangan cagub Hadi Prabowo dan Don Murdono yang diusung koalisi enam partai politik yakni PKS, PKB, Partai Gerindra, PPP, Partai Hanura, PKNU mendapat nomor urut 1.

Pasangan cagub Bibit Waluyo dan Sudijono Sastroatmodjo yang diusung Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN mendapat nomor urut 2.

Sedangkan pasangan cagub Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko yang diusung PDI Perjuangan mendapat nomor urut 3.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya