Promosi Mi Instan Witan Sulaeman
Dia akan akan mendata secara detil berapa jumlah petani brambang, berapa produksinya, berapa petani yang harus difasilitasi, jika diketahui secara jelas, saya yakin Jateng tidak perlu impor brambang. Dalam kesempatan tersebut, calon gubernur yang diusung PDI Perjuangan ini menemukan adanya bawang merah impor yang beredar di pasar tradisional itu. Dia mengaku kecewa karena negara tidak mampu melindungi petani bawang yang merupakan rakyat lapisan bawah.
“Inilah masalah petani bawang. Kalau brambang saja tidak mampu menyediakan, negara mau jadi apa, bagaimana nasib petani kita,” katanya. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa harga bawang lokal yang lebih mahal dibanding bawang impor menjadikan pembeli cenderung membeli yang harganya murah. Dengan demikian, kata dia, nasib petani bawang merah akan semakin sulit.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus memberikan ruang kepada para petani bawang merah dan menyetop impor komoditas tersebut. Menurut Ganjar, produksi bawang merah dari petani di dalam negeri mencapai 800.000 hingga 900.000 ton, sedangkan konsumsi bawang merah di dalam negeri hanya 400.000 ton. Dengan demikian, lanjut dia, kondisi tersebut menunjukkan adanya kelebihan produksi di dalam negeri. “Jadi, tidak perlu impor, kebutuhan brambang sudah tercukupi,” katanya.
Usai blusukan di Pasar Segamas, Ganjar Pranowo bersama calon wakil gubernur Heru Sudjatmoko mengunjungi tiga pabrik rambut dan bulu mata palsu di Purbalingga, yakni PT Sunshim, PT Boyang Industrial, dan Royal Korindah.