SOLOPOS.COM - Logo Pilgub Jateng

Logo Pilgub Jateng

SEMARANG-Keengganan para tokoh untuk maju sebagai calon gubernur (cagub) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2013, karena secara bisnis tak menguntungkan.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Sebab, menurut pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, M Yulianto, modal uang yang dikeluarkan seseorang cagub pada pilgub Jateng mendatang tak akan bisa kembali.

“Selama lima tahun menjabat sebagai gubernur modal yang telah dikeluarkan pada proses pilgub tak akan kembali,” katanya kepada Solopos.com di Semarang, Kamis (15/11/2012).

Secara normal, lanjut dia, pendapatan sebagai gubernur, sambung dia, tak akan bisa mengembalikan modal uang yang telah dikeluarkan. Kecuali setelah menjadi gubernur, yang bersangkutan melakukan korupsi APBD, proyek, dan dana bantuan dari pusat, bisa dapat mengembalikan modal. Tapi dengan risiko ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Mau korupsi sekarang juga sulit sebab lembaga pengawas cukup banyak, salah satunya KPK yang memiliki alat penyadapan canggih,” ungkapnya.

Untuk maju cagub dalam Pilgub Jateng 2013, memang membutuhkan modal besar, mencapai ratusan miliar. Bahkan menurut perhitungan mantan Gubernur Jateng, Ali Mufiz, nilainya mencapai Rp100 miliar.

Lebih lanjut, Yulianto menyatakan, sebenarnya Jateng memiliki banyak tokoh nasional, tapi tak berani menjadi cagub. Penyebabnya selain karena elektabilitas dan popularitasnya masih rendah.

”Juga masalah modal yang dikeluarkan besar, serta belum tentu menang. Dihitung secara dagang tak untung,” ujarnya.

Menurut dosen FISIP Undip ini, kalau ada tokoh yang maju sebagai cagub pada pilgub mendatang lebih pada sekadar status sosial, bukan mencari keuntungan materi.

“Hanya membeli nama saja, supaya dipanggil Pak Gubernur atau Ibu Gubernur,” tandas Yulianto.

Dia memprediksikan hanya akan muncul tiga nama cagub yakni incumbent Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, Wakil Gubernur Jateng, Rustriningsih, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jateng, Hadi Prabowo.

“Sampai sekarang tiga nama ini yang kuat, kalau ada calon lain sulit bersaing,” ujarnya.

Terpisah, salah seorang tokoh mantan kepala daerah di Jateng yang enggan disebut namanya, menyatakan daripada uangnya untuk maju cagub pada Pilgub Jateng, lebih baik digunakan modal bisnis.

“Sudah mengeluarkan uang miliaran rupiah belum tentu menang, lebih baik untuk modal usaha dapat menghasilkan keuntungan,” kata dia.

Dia memang punya pengalaman pahit, saat maju cagub pada Pilgub Jateng 2008 silam dan kalah. Padahal telah mengeluarkan uang sekitar Rp100 miliar rupiah.

“Saya sudah tak berminat lagi maju sebagai cagub,” imbuh dia.

Sementara, sampai sekarang belum ada satu partai politik (parpol) yang secara resmi mendeklarasikan nama pasangan cagub dan calon wakil gubernur (cawagub) yang akan diusung pada Pilgub Jateng mendatang.

”Kami belajar dari pengalaman pilgub 2008 di mana, partai yang mengusung cagub dan cawagub lebih awal malah kalah, sedang yang di akhir pada waktu pendaftaran bisa menang,” ujar Ketua DPW PKS Jateng, A Fikri Faqih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya