SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

SEMARANG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng mencoret sebanyak 2,2 juta nama penduduk yang tercantum dalam daftar penduduk potensial pemilih pemilu (DP4).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota KPU Jateng, Andreas Pandiangan, mengatakan dari hasil pemutakhiran data melalui pencocokan dan penilitian (coklit) DP4 sebanyak 29,6 juta jiwa ada 2,2 juta tak memenuhi syarat sebagai pemilih. ”Jadi jumlah penduduk yang masuk dalam masuk daftar pemilih sementara (DPS) Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2013 sebanyak 27,4 juta jiwa,” katanya. Penelitian DPS lanjut dia, dilakukan petugas pemutakhiran data pemilih dan petugas pemungutan suara selama satu bulan.

Pencoretan dilakukan terhadap nama penduduk yang tidak memenuhi syarat sebagai pemilih itu, antara lain sudah meninggal, pindah alamat. Selain itu ada data penduduk fiktif alias tidak ditemukan orangnya di alamat yang tercantum, indentitas nama ganda, dan lainnya. “Petugas kami telah mendatangi seluruh rumah atau kepala keluarga yang terdata di DP4,” tandasnya.

Berdasarkan data KPU, jumlah pemilih Pilgub Jateng terbanyak Kabupaten Cilacap sebanyak 1,486 juta jiwa, disusul Brebes 1,481 juta jiwa. Kemudian Banyumas 1,314 juta jiwa, Kabupaten Tegal 1,173 juta jiwa, dan Kota Semarang 1,131 juta jiwa.

Menurut Andreas, DPS telah ditempel pada setiap tempat strategis di seluruh desa dan kelurahan di Jateng. ”Masyarakat bisa mengecek namanya sudah tercantum atau belum dalam DPS,” tandasnya. Bagi masyarakat yang namanya belum tercantum dalam DPS, bisa melaporkan kepada Petugas Pemungutan Suara (PPS) yang ada di kantor desa dan kelurahan setempat.
”Pengumuman DPS sampai 1 Maret 2013, sehingga ada kemungkinan bertambah. Setelah itu akan ditetapkan sebagai daftar pemilih tetap (DPT) pada 1 April mendatang,” ungkap Andreas.

Untuk jumlah tempat pemungutan suara (TPS) pada pelaksanaan Pilgub Jateng 26 Mei 2013, dia menyatakan telah disiapkan sebanyak 61.774 TPS. Di mana setiap TPS maksimal digunakan sebanyak 600 orang pemilih. ”Jumlah TPS kemungkinan ada perubahan, sebab di Banyumas masih ada TPS dengan jumlah pemilih di atas 600 orang,” ujarnya.

Sementara, Wakil Ketua DPRD Jateng, Abdul Fikri Faqioh merasa khawatir partisipasi masyarakat pada pilgub mendatang rendah, karena sosialisasi kurang optimal. Sebab, menurut dia, dari hasil kunjungan lapangan di daerah pada Kamis (14/2/2013), ternyata sosialisi pilgub belum menjangkau daerah pedesaan. “Dari kunjungan Komisi A ke KPU Banjarnegara, sosialisi pilgub di sana belum menjangkau daerah pegunungan dan pedesaan,” ungkap dia.

Kondisi ini kemungkinan tak hanya di Banjarnegara, tapi juga di kabupaten lainnya. Sehingga, lanjut anggota legislatif dari PKS ini, kalau KPU Jateng tak segera mengambil langkah sosialisi di pendesaan maka akan berakibat rendahnya tingkat partisipasi masyarakat pada pilgub mendatang. Pasalnya, jumlah penduduk Jateng yang tinggal di pedesaan sangat banyak, sehingga bisa mempengaruhi prosentase tingkat pemilih. “Sosialiasi pilgub jangan hanya terkonsentrasi di perkotaan saja, tapi juga pedesaan,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya