Bibit Waluyo (JIBI/SOLOPOS/Antara)
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Demikian diungkapkan pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, M Yulianto kepada Solopos.com. Menurut dia, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), tak memiliki kader yang kredibel dan elektabilitasnya tinggi untuk diusung sebagai calon gubernur (Cagub). Akibatnya mereka mengalami kesulitan saat mencari kader yang akan diajukan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2013, akhirnya mencari figur dari luar partai. “Kondisi ini menunjukkan bahwa di tubuh PAN dan PPP terjadi krisis Cagub,” katanya.
Meski begitu dosen FISIP Undip ini, menilai langkah partai berbasis Islam tersebut mengusung Bibit Waluyo sangat bagus membawa perubahan politik Pilgub. Sebab, sampi sekarang belum ada Parpol yang secara terbuka menyebutkan cagub yang akan diusung pada pilgub mendatang.
“Di satu sisi juga telah terjadi perubahan sikap dari Bibit Waluyo yang mau berkomunikasi dengan Parpol dengan tak memaksakan calon wakil gubernur (cawagub),” bebernya.
Koalisi PAN dan PPP sebagai partai menengah, lanjut dia, akan semakin kuat kalau partai menengah lainnya yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Golkar ikut bergabung. Kekuatan empat parpol ini mencapai 37 kursi di DPRD, dengan perincian PAN 10 kursi, PPP tujuh kursi, PKB sembilan kursi, dan Partai Golkar 11 kursi. “Sekarang parpol tinggal mencari figur Cawagub yang akan dipasangkan dengan cagub Bibit Waluyo,” katanya.
Dia menyarankan Parpol supaya mengusung Cawagub dari kalangan muda, guna mengimbangi Bibit Waluyo yang sudah tua. “Cawagubnya jangan yang sudah tua misalnya Arif Mudatsir Mandar [Ketua DPW PPP Jateng], Wisnu Suhardono [Ketua DPD Partai Golkar Jateng],” ujarnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
