SOLOPOS.COM - Kantor Gubernur Jateng di Semarang. Masih belum adanya sosialisasi dari para bakal calon gubernur kepada masyarakat terkait Pilkada Jateng 2013 membuat hampir sebagian rakyat Jateng belum tahu siapa calon yang akan dipilihnya, seperti terungkap dalam sebuah survei calon pemilih. (skyscrapercity.com)

Kantor Gubernur Jateng di Semarang. Masih belum adanya sosialisasi dari para bakal calon gubernur kepada masyarakat terkait Pilkada Jateng 2013 membuat hampir sebagian rakyat Jateng belum tahu siapa calon yang akan dipilihnya, seperti terungkap dalam sebuah survei calon pemilih. (skyscrapercity.com)

SEMARANG – Sebagian besar rakyat Jateng ternyata belum menentukan pilihan calon gubernur (cagub) yang akan dipilih pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2013. Hal ini terungkap dari hasil survai Lembaga Pengkajian Survei Indonesia (LPSI) Jateng yang menyebut jumlah swing voters (pemilih mengambang) Pilgub Jateng 2013 sebesar 45,90%.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

”Jadi masih ada 45,90% rakyat Jateng sampai sekarang masih mengambang, belum menentukan pilihan pada Pilgub yang tinggal beberapa bulan ini,” beber Direktur LPSI Semarang, Muchamad Yulianto di Semarang, Minggu (7/10/2012). Berdasarkan survei LPSI pada 1-15 September 2012 terhadap 3.000 responden yang tersebar di 35 kabupaten/kota se-Jateng, penyebab tingginya massa mengambang, antara lain, belum mengetahui nama bakal Cagub. Sebab sampai sekarang belum ada deklarasi bakal Cagub, tak ada sosialisasi dari bakal Cagub, dan mesin partai politik belum bergerak signifikan.

Di samping itu kebijakan gubernur selama ini dinilai tidak bisa dirasakan secara langsung oleh rakyat di daerah, sehingga masyarakat kurang antusias. ”Saat ini, greget Pilgub Jateng masih sebatas di tingkat elite politik, belum sampai ke masyarakat bawah,” ujar Yulianto. Dengan kondisi ini, lanjut dosen FISIP Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, maka berpengaruh terhadap elektabilitas (keterpilihan) bakal Cagub yang sudah muncul ke publik masih rendah.
Dari data hasil survai LPSI, diketahui tingkat elektabilitas para bakal Cagub pada Pilgub Jateng rata-rata masih di bawah 20%.

Semisal incumbent atau pejabat petahana Gubernur Jateng, Bibit Waluyo kalau maju elektabilitasnya 18,8%, Wakil Gubernur (Wagub) Jateng, Rustriningsi sebesar 4,0%, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jateng, Hadi Prabowo, 1,0%. ”Elektabilitas bakal Cagub paling tinggi sebenarnya Walikota Solo yang telah terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sebesar 21%,” ungkapnya.

Dia menambahkan, sampai saat ini belum ada kandidat Cagub alternatif yang memiliki popularitas dan tingkat elektabilitas tinggi. ”Keterlambatan partai politik (parpol) memunculkan nama bakal cagub akan memperberat upaya mendongkrak popularitas calon mereka,” katanya.

Sementara pengamat komunikasi politik Semarang, Rofiudin, menyatakan parpol supaya berani mengusung tokoh muda sebagai Cagub Jateng. Fenomena tokoh muda seperti Jokowi yang akhirnya terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta bisa menjadi inspirasi parpol di Jateng ”Parpol harus berani mengusung tokoh muda. Sudah saatnya kaum muda diberikan kesempatan untuk memimpin Jateng mendatang,” ujar dia.

Dosen tamu Magister Ilmu Komunikasi Undip ini, juga merasa khawatir figur Gubernur Jateng mendatang kurang kredibel dan kapabel. Sebab sampai sekarang belum Parpol yang secara resmi mengumumkan bakal cagub yang akan diusung pada pilgub mendatang. ”Kalau nantinya parpol mengumumkan nama bakal Cagub pada detik-detik terakhir pendaftaran, maka yang diusung figur asal-asalan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya