SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SRAGEN &ndash;</strong> Calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, giliran melakukan safari politik ke Kabupaten Sragen, Senin (2/4/2018).</p><p>Pantauan <em>Solopos.com</em>, politikus PDIP tersebut mengawali kegiatannya dengan menggelar sarasehan bersama puluhan pengusaha beras Bumi Sukowati di kediaman pengusaha sukses beras asal Kecamatan Masaran, Agus Mulyono.</p><p>Hadir dalam kegiatan itu mantan Bupati Sragen, Untung Wiyono; Ketua DPC PDIP Sragen, Untung Wibowo Sukowati; Wakil Ketua DPC PDIP Sragen, Bambang Samekto; Wakil Ketua serta DPC PDIP Sragen, Sugiyamto.</p><p>Dalam kesempatan itu Ganjar berdialog dengan para pengusaha beras tentang tingginya fruktuasi harga gabah/beras, ketersediaan pupuk, dan penerapan kartu tani. Di hadapan peserta dialog, Ganjar bertekad untuk mempertahankan Jateng swasembada beras. Selama ini Jateng mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri bahkan telah membantu kebutuhan lima provinsi lain di Tanah Air.</p><p>Karena kondisi itu Ganjar menyatakan Jateng tidak memerlukan beras impor saat pemerintah pusat ancang ancang mengimpor beras. "Jateng ini kan berasnya berlebih, sehingga tidak perlu adanya beras impor. Harga cenderung stabil," ujar dia. Sebagai lumbung padi nasional, Ganjar menilai perlunya penerapan manajemen pertanian berbasis data.</p><p>Tujuannya mengatur agar regulasi pemerintah benar-benar bisa tepat kepada sasaran. Contohnya kebijakan subsidi pupuk yang diperuntukkan petani dengan luas lahan kurang dari dua hektare. Selama ini, proses distribusi pupuk bersubsidi masih ada celah dibeli oleh orang yang tidak semestinya. "Dulu sebelum ada kartu tani siapa pun yang punya duit meski pun bukan petani bisa beli pupuk subsidi, maka penyelundupan marak," katanya. </p><p>Padahal alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat pada praktiknya masih di bawah kebutuhan petani. Dia mencontohkan alokasi pupuk bersubsidi <br />Jateng untuk urea baru 92,80 persen dari kebutuhan, SP-36 48,48 persen, ZA 62 62,5 persen, NPK Phonska 48,5 persen, dan pupuk organik 24,6 persen. Untuk mengatasi penyalahgunaan pupuk bersubsidi pemerintah mengeluarkan kebijakan kartu tani.</p><p>Ganjar pun mengaku sudah meminta agar Kementerian Pertanian menambah alokasi pupuk bersubsidi tahun ini. Menurut dia dalam beberapa hari ke depan akan penambahan alokasi pupuk untuk Jateng akan ditambah. Ke depan dia berharap tidak ada lagi keluhan soal distribusi pupuk. Apalagi dia mengklaim mekanisme penggunaan kartu tani sudah dipermudah. Bagi yang sudah punya kartu tani bisa membeli pupuk dengan uang tunai. Sedangkan bagi yang belum punya kartu tani bisa membeli menggunakan KTP dan SPPT lahan yang digarap.</p><p>"Nah problem selanjutnya ada pada petani yang belum masuk kelompok tani, karena pasti mereka belum mengajukan rencana definitif kebutuhan kelompok atau RDKK. Maka saya minta segera masuk kelompok tani dan mengajukan RDKK tambahan, agar bisa segera diproses dan bisa beli pupuk," tutur mantan legislator DPR tersebut. Setelah berdialog dengan pengusaha beras, Ganjar melanjutkan safarinya dengan sowan kepada ulama asal Tanon, Iqbal Maulana.</p><p>Setelah itu dia bertemu dengan masyarakat Kecamatan Gondang, Sragen. Pertemuan yang dikemas dalam Ngobrol Inspirasi bersama Mas Ganjar Pranowo itu dimoderatori Bambang Samekto. Dialog santai tersebut digelar di Rumah Merah Putih yang didirikan Bambang Samekto. Di pertemuan tersebut peserta dialog bertanya banyak hal tentang visi pembangunan Jateng ke depan.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya